Duet Kambing-Sapi

Kambing dan sapi adalah hewan yang paling populer dimusim hari raya kurban ini. Kalau boleh dikatakan, indeks populeritasnya bahkan nyaris dapat mengimbangi populeritas covid-corona yang memang sudah keburu menjadi trending. Dan lagi pula, khusus untuk Indonesia tentunya. Kedua hewan ini memang sudah terbiasa atau akrab untuk dijadikan hewan kurban-walaupun sebenarnya ada juga yang lain bisa dikorbankan seperti domba, onta dan lainnya yang halal.

Dan tak ayal lagi, pemerintah melalui Gugus Tugas nya pun seakan tidak ingin kecolongan. Protokol kesehatan dikeluarkan terkait tata cara pelaksanaan kurban dimusim pandemi ini. Protap penyembelihan sapi maupun kambing disebarkan ke setiap masjid atau sentra yang melaksanakan kurban. Mulai dari petugas penjagal, jumlah warga yang berkumpul, dan lainnya diatur sedemikian rupa agar benar benar sehat. Karena bagaimana pun juga, semua tidak ingin sentra pelaksanaan kurban malah menjadi klaster baru covid 19-mengingat angka positif corona saban hari selalu bertambah diangka seribu dan hingga kini jumlahnya di Indonesia sudah diatas seratusanribu orang positif tertular.

Saat akan melaksanakan solat Jumat tadi, tak biasanya saya bertemu dengan dua orang wanita dan beberapa anak yang nongkrong di parkiran luar masjid tempat Saya melaksanakan Jumatan. Seketika Saya menyapa sambil memarkir kendaraan. “Kami menunggu daging sapi atau kambing Pak. Kapan penyembelihannya ya Pak?” Dengan terburu saya pun berlalu. “Kemungkinan habis Jumat.”

Lagi lagi sapi dan kambing memang menjadi trending pekan ini (dagingnya dinanti warga)-walaupun tadi malam isu kurban sempat dibayangi kehebohan “drama” penangkapan salah satu konglomerat perbankan tanah air yang sudah sekian tahun buron. Kesyahduan gema takbir Idul Adha menjadi sedikit terusik dengan kehadiran rombongan aparat penegak hukum bersama sang buronan yang tiba di Jakarta-dari persembunyiannya di negeri jiran Kuala Lumpur, dengan mengunakan pesawat khusus mendarat di bandara Halim-bandara yang biasa kita saksikan sering digunakan pejabat VVIP.

Baca :  Bakso Sapi Bakmi Ayam 68, Tempat Yang Wajib Kamu Singgahi Jika Ke Kota Singkawang

Nah, kembali lagi ke populeritas kambing dan sapi, tetaplah mereka tak mampu mengejar eksistensi si corona dan si covid. Sejak “launching” akhir tahun 2019 di Wuhan, duet pasangan “covid-corona” memang melejit seketika. Populeritasnya seakan tak terbendung. Karena hampir setiap saat, manusia di planet bernama bumi ini selalu saja membicarakannya.

Semua hiruk pikuk. Efek dominonya luar biasa ke segala lini sektor kehidupan. Sosial, politik ekonomi, budaya, dan sebagainya dibikin luluh lantah. Untuk semester pertama ditahun ini saja, sejumlah negara maju mencatatkan pertumbuhan ekonominya minus atau dibawah nol persen. Mulai dari sang adidaya Amerika Serikat, Eropa, China dan termasuklah Singapura yang biasanya dengan pertumbuhan ekonomi cukup kinclong yaitu mencapai dua digit, semuanya terjungkal. Ancaman resesi di depan mata, termasuklah Indonesia. Ekonomi makro maupun mikro jungkir balik. Pasar keuangan internasional Dowjones, Shenzen, Singapore Exchange hingga Bursa Efek Indonesia semuanya panas dingin.

Kegiatan pendidikan juga sama. Dari penghujung semester akhir kemarin hingga memasuki tahun ajaran baru ini, kegiatan belajar mengajar sudah tidak lagi secara langsung di sekolah. Kegiatan ibadah pun terimbas. Bahkan tahun ini pelayanan haji secara massal ditiadakan.

Sungguh luar biasa covid-corona, begitu kata orang orang. Padahal covid dan corona sebenarnya adalah sama. Hanya yang satu berupa singkatan dan satunya lagi nama sesungguhnya, he..he. Kalau diibaratkan bom, daya ledak “bom biologis” ini jauh lebih dahsyat dibandingkan dengan bom nuklir yang meluluhlantahkan Herosima dan Nagasaki saat perang dunia II. Efek bom korona getarannya melanda di seluruh belahan dunia.

Baca :  Bakso Sapi Bakmi Ayam 68, Tempat Yang Wajib Kamu Singgahi Jika Ke Kota Singkawang

Saking luarbiasanya efek covid dan corona, bahkan ada juga yang berkelakar. Seandainya pasangan covid dan corona ini maju Pilkada di Indonesia, pastilah populernye tak akan terbendung. Pasangan ini akan selalu teratas dalam setiap survei-entahkah itu dalam survei benaran atau survei pesanan sekalipun.

Dan keampuhan covid dan corona pun ternyata memang sudah mereka buktikan. Pelaksanaan Pilkada tertunda olehnya, dari yang semula dijadwalkan bulan September 2020 diubah menjadi Desember 2020. Semoga saja tidak lagi bergeser jadwal yang sudah disepakti di reschedule ulang oleh Pemerintah, DPR dan penyelenggara Pemilu tersebut.

Meski sedang menjadi trending, entahkah itu covid, corona, kambing dan juga sapi, hendaknya jangan sekali kali memadankannya dengan kondisi Pemilukada hari ini. Apalagi kalau sampai ada yang kemudian me-nyeleneh ke para kontestasi atau kandidat. Sebab analoginya sangatlah tidak baik. Corona misalnya. Ia adalah virus yang membahayakan. Sementara, masyarakat tentu mendambakan kehadiran pemimpin yang mengayomi bukan menjadi virus yang menggerogoti. Begitu pun kambing dan sapi. Rakyat pastilah sangat tidak ingin sosok pemmpin yang kerjanya hanya bisa me-ngem-bek seperti kambing dan atau yang cuma terdiam saja ketika ditusuk hidungnya-sembari tak berdaya digiring ke sana kemari seperti kerbau atau sapi.

Selamat Idul Adha..mohon maaf lahir dan batin..barakallah..**(Penulis adalah biak Pemangkat dan bekerja di PonTV)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 2709 kali