KalbarOke.com – Raksasa teknologi Microsoft kembali mengguncang industri dengan pengumuman mengejutkan: hingga 9.000 karyawan akan diberhentikan di gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terbaru tahun ini.
Langkah ini adalah bagian dari strategi besar perusahaan untuk mengalihkan fokus ke kecerdasan buatan (AI), yang kini menjadi poros utama masa depan Microsoft. Perusahaan telah menggelontorkan dana fantastis sebesar $80 miliar untuk membangun pusat data supermasif guna melatih model AI generasi terbaru.
“Kami terus melakukan penyesuaian organisasi yang diperlukan agar Microsoft tetap kompetitif di tengah pasar yang dinamis,” ujar juru bicara Microsoft.
PHK ini berdampak pada sekitar 4 persen dari total 228.000 karyawan global Microsoft, dengan sejumlah besar posisi di markas mereka di Redmond dan Bellevue, Washington.
Namun yang paling mengejutkan adalah dampaknya terhadap divisi video game—yang selama ini menjadi salah satu andalan Microsoft.
Proyek Game Dihentikan, Studio Ditutup
Menurut email internal yang bocor ke media The Verge dan IGN, proyek reboot game ikonik Perfect Dark resmi dibatalkan. Studio pengembangnya, The Initiative, yang dimiliki Microsoft, juga akan ditutup.
Proyek lain yang ikut tumbang adalah Everwild, game petualangan besutan Rare yang sebelumnya sempat menjadi sorotan publik dalam berbagai ajang game internasional.
Tak berhenti di situ, studio-studio ternama lainnya ikut terdampak, seperti: Turn 10 Studios (pengembang Forza Motorsport) dan ZeniMax Online Studios (pengembang Elder Scrolls Online).
Sang direktur ZeniMax, Matt Firor, bahkan mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri pada Juli setelah 18 tahun membesarkan studio tersebut. “Saya akan tetap menjadi pemain, meski tak lagi bekerja di balik layar,” tulisnya di media sosial.
Studio independen Romero Games Ltd di Irlandia—yang didirikan oleh legenda pengembang Doom, John Romero—juga terkena imbas. Pendanaan untuk game terbaru mereka dibatalkan oleh penerbit, menyebabkan pemangkasan staf. “Ini tim terbaik yang pernah saya punya, dan saya sangat menyesal kami ikut terdampak,” tulis Romero di X.
Semua Demi AI
Microsoft kini tengah mengalami transformasi besar-besaran, mengikuti jejak raksasa teknologi lainnya yang mengalihkan fokus ke AI. Tahun lalu, mereka merekrut Mustafa Suleyman, pelopor AI asal Inggris, untuk memimpin divisi Microsoft AI yang baru dibentuk.
Seorang eksekutif Microsoft bahkan menyebut bahwa 50 tahun ke depan akan ditentukan oleh kecerdasan buatan, yang akan mengubah cara manusia bekerja, belajar, dan berinteraksi.
Microsoft adalah investor utama OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, namun belakangan hubungan keduanya dikabarkan mulai memanas. Laporan Bloomberg menyebut bahwa AI Copilot milik Microsoft kesulitan bersaing, karena banyak pekerja kantoran justru lebih memilih ChatGPT.
Sementara itu, persaingan dalam perebutan talenta AI makin memanas. Meta (induk Facebook dan Instagram) dilaporkan membentuk tim “superintelligence” dan menawarkan bonus penandatanganan lebih dari $100 juta untuk merekrut staf AI dari rival-rivalnya. CEO Meta, Mark Zuckerberg, bahkan turun langsung dalam perekrutan.
Bos OpenAI, Sam Altman, menyebut fenomena ini sebagai “perang talenta AI”. Tak ketinggalan, CEO Amazon Andy Jassy juga memperkirakan bahwa AI akan segera menggantikan sebagian besar pekerjaan manusia di perusahaannya.
PHK besar-besaran Microsoft menandai babak baru dalam peta industri teknologi dunia. Di tengah ambisi menuju masa depan yang digerakkan oleh AI, harga yang dibayar adalah ribuan pekerjaan dan lenyapnya mimpi para gamer akan game ikonik yang tak sempat lahir. (*/)
Artikel ini telah dibaca 55 kali