KalbarOke.com – Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, kembali menyuarakan kepemimpinan Indonesia di forum global dengan menyoroti dua tantangan krusial dunia saat ini: kesenjangan pembiayaan pembangunan dan krisis iklim. Hal ini ia sampaikan dalam dua sesi utama pada hari kedua Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 di Afrika Selatan, Jumat 18 Juli 2025.
Dalam sesi kelima yang fokus pada hambatan pembangunan di kawasan Afrika, Sri Mulyani menekankan menurunnya ketersediaan dana konsesional sebagai tulang punggung pendanaan pembangunan. “Kita perlu cara baru yang lebih berkelanjutan,” tegasnya, sembari menawarkan solusi berbasis kemitraan dan inovasi pembiayaan.
Ia memaparkan bahwa Indonesia telah mengembangkan platform seperti SDG Indonesia One dan Infrastructure Guarantee Fund untuk mendorong partisipasi sektor swasta dalam pembangunan publik. Selain itu, Sri Mulyani menekankan pentingnya mempererat kerja sama ekonomi antara negara berkembang dan kawasan Afrika demi memperkecil kesenjangan pembangunan global.
Berlanjut ke sesi keenam, yang menjadi sesi penutup, Sri Mulyani menyoroti kenyataan pahit bahwa kesenjangan pembiayaan iklim semakin melebar, meski dampak perubahan iklim kian nyata.
Untuk menjawab tantangan itu, ia menyerukan penguatan peran lembaga keuangan multilateral, peningkatan dana konsesional, percepatan mobilisasi modal swasta, dan penerapan creative blended finance.
Indonesia, kata Sri Mulyani, telah mengambil langkah nyata. Di antaranya pembentukan Dana Pooling Bencana, pengembangan asuransi pertanian, serta peluncuran IDXCarbon sebagai bursa karbon nasional. Semua ini menjadi komitmen nyata Indonesia untuk memimpin solusi iklim dan pembiayaan berkelanjutan.
Meski berbagai tantangan masih membentang, Menkeu tetap optimistis bahwa dunia bisa berbenah melalui kolaborasi. Mengutip Nelson Mandela, ia menutup pernyataannya dengan kalimat inspiratif:
“Progress is only possible when we choose to work together across differences for a common good. And it is always impossible until it’s done.” (*/)
Artikel ini telah dibaca 21 kali