Waspada Deepfake! Komdigi Genjot Literasi Digital dan Proteksi Anak di Era AI

Ilustrasi Kementerian Kominfo-Digital (Komdigi) perkuat literasi digital dan regulasi perlindungan anak untuk menghadapi ancaman deepfake dan penyalahgunaan AI.

KalbarOke.com — Menghadapi maraknya penyalahgunaan teknologi seperti deepfake dan kecerdasan buatan (AI), Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengambil langkah strategis dalam menciptakan ruang digital yang aman dan inklusif, khususnya bagi kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak.

Wakil Menteri Komdigi, Nezar Patria, dalam forum “Banyuwangi Berseri dalam Semangat Literasi” yang digelar secara daring, Kamis 24 Juli 2025, menegaskan pentingnya kolaborasi semua pihak untuk mengatasi ancaman digital.

“Kami terus memperkuat edukasi literasi digital, menindak tegas konten negatif, serta mengembangkan regulasi yang melindungi anak-anak di dunia maya,” ujar Nezar.

Menurut Nezar, ancaman deepfake semakin kompleks dan berbahaya. Ia merujuk laporan Sensity AI yang mencatat lonjakan 550% konten deepfake sejak 2019, dengan 90% di antaranya dimanfaatkan untuk tujuan berbahaya.

Baca :  KIP-Kuliah Buka Jalan Mimpi Anak Papua, dari Pegunungan hingga Pesisir

“Konten manipulatif visual dan audio tidak hanya menyesatkan, tapi juga membidik perempuan dan anak sebagai korban. Ini sangat mengkhawatirkan,” jelasnya.

Laporan tersebut juga mengungkap bahwa 11% perempuan usia 15–29 tahun pernah mengalami kekerasan berbasis gender di ruang digital sejak usia muda.

Sebagai respons konkret, Komdigi telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 atau dikenal dengan PP TUNAS, yang mengatur tata kelola sistem elektronik guna menjamin perlindungan anak di ranah digital.

Nezar berharap agar implementasi kebijakan ini bisa diperkuat di tingkat lokal, khususnya melalui edukasi di sekolah dan komunitas.

Baca :  Revolusi Pendidikan Kalbar Dimulai: PKBM Siap Digitalisasi & Tuntaskan Anak Tak Sekolah

“Literasi digital bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan dasar. Ini termasuk kemampuan kritis memilah informasi, mengenali hoaks, serta menjaga privasi dan data pribadi,” tegasnya.

Lebih jauh, Nezar menekankan bahwa AI harusnya menjadi alat bantu berkreasi, bukan senjata untuk mencederai hak digital orang lain.

Komdigi juga mengajak pemerintah daerah, komunitas, hingga keluarga untuk bersama-sama menciptakan ekosistem digital yang sehat dan aman, menuju transformasi digital nasional yang berkelanjutan.

“Kita ingin hadirkan generasi emas Indonesia 2045 yang cerdas, kreatif, dan tangguh menghadapi tantangan era digital,” tutup Nezar Patria. (*/)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 30 kali