Forum Ilmiah! KSTI 2025 Harus Bebas Politisasi

Ilustrasi Presiden Prabowo Subianto menegaskan KSTI 2025 harus menjadi forum murni untuk ilmu, sains, dan teknologi, tanpa kepentingan politik.

KalbarOke.com – Matahari siang di Kota Kembang menyambut hangat ribuan peserta yang memadati Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis 7 Agustus 2025.

Di antara deretan akademisi, peneliti, pelaku industri, dan mahasiswa, suasana terasa penuh antusiasme menanti pidato utama Presiden Prabowo Subianto dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025.

Saat melangkah ke podium, Presiden Prabowo menyapa hadirin dengan senyum singkat namun penuh energi. Ia tak berlama-lama berputar pada basa-basi. Dengan nada tegas, ia menekankan bahwa KSTI adalah rumah besar bagi ide-ide segar dan inovasi, bukan arena tarik-menarik kepentingan politik.

Baca :  Ria Norsan Pastikan Kalbar Siap Cetak "Generasi Emas 2045" Melalui Program Sekolah Rakyat

“Biar lebih bebas gitu ya. Jangan dipelintir, jangan dipolitisasi. Ini kan kita bicara ilmu, bicara sains, bicara teknologi,” ujarnya, yang langsung disambut anggukan setuju dari banyak peserta.

Presiden menjelaskan, sesi-sesi tertutup yang digelar dalam KSTI bukanlah upaya menutup diri dari publik, melainkan strategi agar diskusi berjalan lebih dalam dan substansial. Ia ingin para pakar berbicara tanpa beban opini publik yang kerap dipelintir.

KSTI 2025 menjadi magnet bagi tokoh-tokoh lintas sektor. Dari ruang sidang, terdengar diskusi hangat tentang energi terbarukan, kecerdasan buatan, teknologi pertanian, hingga ekosistem riset nasional. Semua itu sejalan dengan harapan Presiden agar forum ini melahirkan terobosan nyata bagi kemajuan bangsa.

Baca :  "Selamatkan Kami, Pak Prabowo!" Jeritan Petani Keramba Sekadau Saat Sungai Tercemar Limbah Tambang Emas Ilegal

“Kita ingin hasilnya nyata, bukan sekadar wacana. Indonesia harus menjadi pemain utama di bidang teknologi dan sains,” tegasnya.

Seusai acara, sejumlah mahasiswa ITB tampak berfoto bersama Presiden, sementara para peserta lain larut dalam diskusi lanjutan di lorong-lorong Sabuga. KSTI 2025 di Bandung bukan sekadar pertemuan akademis, tapi juga panggung harapan—bahwa ilmu, jika dijaga kemurniannya dari politisasi, dapat menjadi mesin penggerak masa depan Indonesia. (*/)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 39 kali