Harga PlayStation 5 Naik Mulai 21 Agustus 2025, Ini Alasannya

Ilustrasi Sony resmi menaikkan harga PlayStation 5 di Amerika Serikat mulai 21 Agustus 2025. Kenaikan hingga $50 dipicu biaya produksi, inflasi, dan tarif impor baru dari kebijakan perdagangan AS.

KalbarOke.com – Sony Interactive Entertainment mengumumkan bahwa harga PlayStation 5 (PS5) resmi naik di Amerika Serikat mulai 21 Agustus 2025. Kenaikan harga mencapai sekitar $50 atau Rp820 ribu, dipicu oleh tekanan biaya produksi, inflasi global, serta dampak tarif impor baru.

Wakil Presiden Global Marketing Sony Interactive Entertainment, Isabelle Tomatis, menyebut keputusan tersebut tidaklah mudah. “Kami telah membuat keputusan sulit untuk menaikkan harga eceran konsol PlayStation 5 di AS mulai 21 Agustus,” tulisnya dalam blog resmi Sony.

Dengan kebijakan baru ini, harga PS5 model standar kini dipatok $499,99 (Rp8,14 juta), sementara versi Pro naik menjadi $749,99 (Rp12,22 juta). Meski demikian, harga aksesori PS5 tetap tidak berubah. Sony juga menegaskan bahwa untuk saat ini tidak ada rencana kenaikan harga di negara lain.

Baca :  Menteri Bahlil Tinjau Pembangunan FLNG Raksasa untuk Indonesia di Tiongkok

Kenaikan harga ini terjadi di tengah kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump, yang memberlakukan tarif impor hingga 15 persen terhadap produk elektronik dari Jepang. Kondisi ini memaksa sejumlah perusahaan global, termasuk Sony, untuk melakukan penyesuaian harga.

Fenomena serupa sebelumnya juga terjadi di Inggris dan Eropa, ketika Sony menaikkan harga PS5 akibat inflasi tinggi dan fluktuasi nilai tukar. Kompetitor lain seperti Nintendo juga telah menaikkan harga Nintendo Switch, sementara Microsoft menyesuaikan harga Xbox di beberapa wilayah.

Baca :  Kelola Keuangan Lebih Transparan, Pemkot Pontianak Terapkan Kartu Kredit Pemerintah Daerah

Namun, kebijakan ini menuai kritik dari para gamer. Harga gim populer kian melambung, seperti Mario Kart World yang kini dibanderol £75 atau sekitar Rp1,5 juta. Banyak pemain mengeluhkan bahwa biaya bermain gim semakin memberatkan.

Fenomena kenaikan harga akibat tarif impor tidak hanya berdampak pada industri gim. Sejumlah perusahaan besar seperti Adidas, Nike, hingga Home Depot juga melakukan penyesuaian harga produk mereka di pasar AS.

Dengan kondisi ini, para analis menilai industri gim global akan menghadapi tantangan lebih berat untuk menjaga minat konsumen, di tengah meningkatnya biaya hiburan digital. (*/)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 86 kali