Kisah Urwah Bin Zubair: Diuji Kehilangan Anak dan Kaki dalam Sehari, Responnya Menggetarkan Iman

Kisah Urwah Bin Zubair: Diuji Kehilangan Anak dan Kaki dalam Sehari, Responnya Menggetarkan Iman. (Foto: Ilustrasi AI)

KalbarOke.Com – Kisah ketabahan dan puncak keimanan seorang tokoh terkemuka di Madinah, Urwah bin Zubair, kembali diulas oleh Ustaz Khalid Basalamah dalam sebuah video inspiratif yang dipublikasikan oleh kanal Youtube: Ingin Taubat, pada 31 Juli 2025, menyoroti bagaimana seorang Muslim sejati menyikapi musibah terbesar dalam hidupnya.

Urwah bin Zubair: Alim Ulama dengan Cita-Cita Mulia

Urwah bin Zubair adalah putra dari Zubair bin Awwam, salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga. Urwah sendiri dikenal sebagai salah satu dari Tujuh Ulama Madinah pada masanya.

Ustaz Khalid Basalamah mengawali kisahnya dengan menceritakan perbedaan cita-cita Urwah dan teman-temannya saat masih muda, ketika mereka berkumpul di depan Ka’bah:

• Tiga temannya (termasuk Abdullah bin Zubair dan Abdul Malik bin Marwan) berharap menjadi khalifah dan penguasa duniawi.

• Urwah bin Zubair berharap menjadi seorang alim ulama Muslimin yang mengajarkan umat tentang halal dan haram, mengharapkan balasan dari Allah.

Allah Subhanawata’ala mengabulkan cita-cita mereka semua, membuktikan bahwa niat yang tulus akan membawa pada kemuliaan.

Ujian Berat: Kehilangan Anak dan Kaki di Hari yang Sama

Suatu ketika, Urwah bin Zubair diundang oleh Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik ke Damaskus. Di sinilah ujian terberat menimpanya.

1. Tragedi Kuda: Saat Urwah sedang berbincang dengan Khalifah, putranya yang berusia sekitar 20 tahun dan sudah hafal Al-Qur’an, meninggal dunia di kandang kuda karena tertendang. Urwah menerima kabar duka ini dengan ketenangan luar biasa. Ia hanya mengucapkan Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn dan segera mengurus jenazah anaknya.Perawi kisah bahkan menyebutkan tidak ada setetes pun air mata yang jatuh dari mata Urwah.

Baca :  Wagub Krisantus: "Tidak Ada Lagi Istilah Asli atau Pendatang," Siapapun Anak Kalbar yang Berkarya

2. Penyakit Gargarina: Tak lama setelah pemakaman anaknya, kaki Urwah terkena penyakit gargarina (gangren) saat berada di area pemakaman. Penyakit ini menyebabkan pembusukan dan harus segera diamputasi.

Keteguhan Iman: Menolak Khamar dan Berzikir Saat Amputasi

Ketika para tabib kerajaan menyarankan agar Urwah meminum khamar (minuman keras) agar mabuk dan tidak merasakan sakit saat pemotongan, Urwah menolak dengan tegas.

“Demi Allah, saya tidak pernah nyentuhkan setetes pun di tenggorokan saya yang haram. Masa sekarang saya mau begitu? Cobaan datang saya mau pakai minum ini? Enggak, enggak bisa,” kata Urwah.

Lalu apa yang dilakukan Urwah? Ia meminta para tabib memotong kakinya saat ia sedang berzikir kepada Allah. Ia berkata, “Saya akan bertasbih dan bertahlil, berzikir kepada Allah. Kalau kau lihat wajah saya sudah merah, potong kaki saya,”.

Saat proses amputasi berlangsung, Urwah memejamkan mata sambil berzikir. Ia sempat pingsan ketika kakinya dipotong dan kemudian direndam di minyak panas untuk menghentikan pendarahan.

Syukur dan Kesaksian Setelah Kehilangan

Setelah siuman, Urwah bin Zubair kembali menunjukkan ketabahan luar biasa. Ia mengambil kakinya yang terpotong, mengangkatnya tinggi-tinggi, dan mengucapkan kesaksian yang menggetarkan:

Baca :  Cegah Kaki Bengkak Saat Hamil: "Lakukan 3 Hal Simpel Ini!"

“Demi Allah, selama 40 tahun, belum pernah sekalipun saya gunakan kau ke tempat yang haram, dan saya bersyukur kepada Allah karena kau dikembalikan padanya dalam kondisi kau suci,”.

Sekembalinya ke Madinah, Urwah memberikan pesan syukur kepada tamu-tamu yang datang menghibur:

• “Sesungguhnya Allah mengaruniakan saya empat anak, Dia mengambil satu, dan masih memberikan saya tiga. Saya bersyukur dengan itu.”

• “Dia memberikan kepada saya empat (dua tangan, dua kaki), Dia cuma ambil satu saja. Saya bersyukur dengan itu.”

Urwah juga dikenal tidak pernah meninggalkan rutinitas membaca 10 juz Al-Qur’an (rubuk) setiap hari.

Nasihat Abadi Tentang Ilmu dan Amal

Terakhir, Urwah memberikan nasihat penting kepada anak-anaknya yang masih hidup:

1. Belajarlah ilmu agama yang benar (taalamul ilm) dan berikan haknya (luangkan waktu untuk itu).

2. Jadikan sedekah dan amal kalian sebagai hadiah yang terbaik untuk Allah, bukan seperti hadiah yang memalukan jika diberikan kepada pejabat kaum yang terhormat.

3. Senantiasa berprasangka baik pada setiap orang yang berbuat kebaikan, karena satu perbuatan baik pasti memiliki saudara-saudara kebaikan yang lain.

Kisah Urwah bin Zubair ini mengajarkan umat Muslim bahwa cobaan terberat sekalipun dapat dihadapi dengan ketenangan jiwa yang luar biasa, asalkan iman dan ketaatan kepada Allah telah menjadi pondasi hidup.