KalbarOke.com — Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan bahwa santri tidak boleh dilibatkan dalam pekerjaan fisik berisiko tinggi, seperti pengecoran bangunan bertingkat di lingkungan pondok pesantren (ponpes).
Pernyataan tersebut disampaikan Nasaruddin menyusul viral-nya video di media sosial yang memperlihatkan ratusan santri ikut membantu proses pengecoran gedung bertingkat yang disebut-sebut milik sebuah pondok pesantren di daerah.
“Pelibatan santri dalam kegiatan berisiko seperti pengecoran bangunan tidak dibenarkan. Itu harus dilakukan oleh tenaga profesional yang memiliki keterampilan dan perlengkapan keselamatan kerja,” tegas Menag, Selasa (7/10).
Menurut Nasaruddin, praktik santri ikut membantu pembangunan pondok memang sering ditemukan, terutama di wilayah pedesaan atau daerah terpencil. Namun, bantuan tersebut umumnya bersifat gotong royong ringan, seperti membersihkan halaman, menata bahan bangunan, atau menyiapkan makanan bagi pekerja.
“Gotong royong di lingkungan pesantren adalah hal baik, tapi keselamatan tetap nomor satu. Santri tidak boleh dijadikan tenaga kerja dalam pekerjaan berat,” ujarnya.
Viralnya video tersebut muncul tak lama setelah insiden ambruknya bangunan pondok pesantren di Sidoarjo, Jawa Timur, yang memicu perhatian publik terhadap standar keselamatan konstruksi dan peran santri di proyek pembangunan pesantren.
Kementerian Agama berkomitmen untuk melakukan pengawasan lebih ketat terhadap pembangunan fisik pesantren agar memenuhi standar keselamatan, sekaligus memastikan bahwa santri fokus pada kegiatan pendidikan dan pembinaan keagamaan. (*/)