KalbarOKe.com — Pemerintah resmi menempatkan dana Rp200 triliun di lima bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) guna memperkuat likuiditas dan mendorong penyaluran kredit. Kebijakan ini diharapkan mampu meningkatkan persaingan antarbank dalam menyalurkan pembiayaan serta mendorong pertumbuhan sektor riil di tengah perlambatan ekonomi global.
Langkah strategis ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutannya pada acara Permata Bank Wealth Wisdom 2025 di Jakarta Pusat.
“Penempatan kas negara sebesar Rp200 triliun ini diharapkan mampu menambah likuiditas pasar dan mendorong pertumbuhan sektor riil. Dengan peningkatan likuiditas, bank akan berlomba menyalurkan kredit ke masyarakat,” ujar Airlangga.
Menurutnya, peningkatan likuiditas di sektor perbankan menjelang akhir tahun akan membuat persaingan penyaluran kredit semakin ketat. Kondisi ini pada gilirannya akan menekan suku bunga pinjaman, memberi angin segar bagi pelaku usaha dan masyarakat.
Namun, Airlangga juga menilai, turunnya suku bunga akan menjadi tantangan tersendiri bagi perbankan, terutama dalam menjaga margin keuntungan di tengah kondisi pasar yang semakin kompetitif.
“Penurunan suku bunga memang menjadi kabar baik bagi sektor riil, tapi juga menjadi pekerjaan rumah baru bagi para bankir,” tambahnya.
Dampak Penempatan Dana: Likuiditas Meningkat, Kredit Lebih Kompetitif
Penempatan dana pemerintah dalam jumlah besar di Himbara — yang terdiri dari Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, dan Bank Syariah Indonesia (BSI) — diharapkan mempercepat penyaluran kredit kepada sektor produktif, terutama UMKM, industri manufaktur, dan sektor pertanian.
Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk mengoptimalkan saldo anggaran lebih (SAL) pemerintah, sehingga dana yang mengendap dapat dimanfaatkan untuk mendorong perputaran ekonomi nasional.
Dengan likuiditas yang meningkat, sejumlah bank diprediksi akan menawarkan program kredit dengan bunga lebih rendah dan syarat yang lebih fleksibel, guna menarik nasabah baru dan memperluas pangsa pasar pembiayaan.
Bank Permata Gelar Forum Wealth Wisdom 2025: Bangun Ketahanan Ekonomi Masa Depan
Di tengah momentum penguatan sektor keuangan ini, Bank Permata menggelar forum tahunan Wealth Wisdom 2025 yang memasuki tahun ke-11 penyelenggaraan. Acara bertajuk “Resilient World of the Future” ini menjadi puncak rangkaian kegiatan yang diadakan di 11 kota besar di Indonesia.
Forum tersebut menghadirkan para pakar ekonomi, pelaku bisnis, dan investor untuk berbagi wawasan tentang strategi membangun ketahanan finansial di tengah tantangan global.
Wealth Wisdom dikenal sebagai wadah edukasi keuangan dan investasi yang menggabungkan literasi ekonomi, pengelolaan kekayaan, dan transformasi digital.
Dalam forum ini, para pembicara menyoroti pentingnya ketahanan ekonomi berbasis inovasi dan inklusi finansial, sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dalam memperkuat sektor riil melalui peningkatan pembiayaan yang produktif.
Persaingan Perbankan di Era Likuiditas Tinggi
Dengan tambahan dana Rp200 triliun dari pemerintah, persaingan antarbank kini semakin ketat. Perbankan dituntut untuk meningkatkan efisiensi operasional dan inovasi layanan agar tetap kompetitif, terutama di segmen kredit konsumer dan korporasi.
Peningkatan likuiditas juga akan memberi ruang bagi bank untuk menurunkan suku bunga pinjaman, sekaligus mendorong ekspansi ke sektor-sektor produktif. Namun, para analis memperingatkan agar bank tetap berhati-hati dalam menjaga kualitas aset dan risiko kredit, mengingat kondisi ekonomi global yang masih fluktuatif.
Kebijakan penempatan dana pemerintah di Himbara dinilai sebagai stimulus fiskal yang efektif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik sekaligus memperkuat stabilitas sistem keuangan nasional. (*/)