Dentuman Tambur Gema di Singkawang, Festival Barongsai Tradisional Jadi Ajang Promosi Toleransi dan Ekonomi Lokal

Dentuman Tambur Gema di Singkawang, Festival Barongsai Tradisional Jadi Ajang Promosi Toleransi dan Ekonomi Lokal. (Foto: Fb/Yeni Yenz)

KalbarOke.Com – Kota Singkawang kembali dipenuhi semangat kebersamaan dan dentuman tambur meriah. Warna-warni barongsai dan atraksi memukau menghidupkan Gedung Serba Guna STIE Mulia, menandai pembukaan resmi Festival Barongsai Tradisional se-Kalimantan Barat pada Sabtu, 11 Oktober 2025.

Festival yang berlangsung selama dua hari (11–12 Oktober 2025) ini merupakan agenda utama dalam rangkaian Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Kota Singkawang 2025. Sebanyak 12 tim dari berbagai kabupaten dan kota di Kalimantan Barat berpartisipasi, memamerkan keterampilan dan kekompakan mereka dalam seni barongsai tradisional yang kaya makna budaya.

Wakil Wali Kota Singkawang, Muhammadin, yang secara langsung membuka acara, menekankan bahwa festival barongsai adalah wujud nyata dari semangat kebersamaan dan toleransi yang telah lama menjadi ciri khas Kota Singkawang.

“Festival barongsai ini kita jadikan salah satu cara untuk mempromosikan Singkawang sebagai kota seribu kelenteng, kota paling toleran, dan kota yang kaya akan keragaman budaya,” tegas Muhammadin.

Baca :  Kasai Langger, Besamsam, dan Wayang Gantung Diusulkan Pemkot Sigkawang Jadi WBTB

Lebih dari sekadar pertunjukan, Muhammadin menyebut kegiatan ini juga bagian dari peringatan Hari Jadi ke-24 Kota Singkawang, yang tahun ini mengusung tema memajukan daerah melalui nilai-nilai kebudayaan.

“Kegiatan ini bertujuan menyampaikan pesan dan harapan di Hari Jadi Pemkot Singkawang ke-24, yaitu menjadikan kebudayaan sebagai instrumen untuk memajukan daerah kita,” katanya.

Muhammadin menilai ajang kompetisi ini memiliki peran penting dalam mempererat hubungan antardaerah serta menumbuhkan semangat sportif di kalangan peserta.

“Interaksi yang terjalin di sini tidak hanya melahirkan persahabatan, tetapi juga memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, melalui nilai-nilai sportivitas yang ditunjukkan,” tutur Wakil Wali Kota.

Dari perspektif ekonomi, kegiatan ini diyakini memberi dampak positif yang signifikan bagi masyarakat, terutama bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.

Baca :  Pembukaan Rute Bus Langsung Singkawang-Kuching Dibahas Kementerian Pengangkutan Sarawak

“Kehadiran peserta dan pengunjung dari berbagai daerah di Kalbar tentu akan memberikan dampak positif pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) kita, serta menggairahkan ekonomi masyarakat sekitar,” ujarnya optimis.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang, Asmadi, menjelaskan bahwa setiap gerakan dalam barongsai membawa pesan mendalam tentang nilai-nilai budaya.

“Gerakan barongsai menampilkan pesan tentang kebudayaan, peradaban, dan kebijaksanaan para leluhur kita,” ujarnya.

Asmadi menambahkan, festival ini tidak hanya digelar untuk merayakan HUT ke-24 Kota Singkawang, tetapi juga sebagai bagian dari rangkaian Hari Kebudayaan Nasional yang diperingati setiap 17 Oktober.

“Festival ini menjadi momentum penting untuk memperkuat jati diri kita sebagai bangsa yang berbudaya,” tutupnya.