Penguasaan Teknologi AI Kunci Hadapi Bonus Demografi

Ilustrasi Wamenkomdik Nezar Patria menegaskan pentingnya penguasaan teknologi kecerdasan artifisial (AI) bagi generasi muda Indonesia di tengah momentum bonus demografi.

KalbarOke.com — Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menegaskan bahwa kecakapan sumber daya manusia di bidang teknologi kecerdasan artifisial (AI) menjadi faktor penting agar Indonesia siap menghadapi tantangan global di era bonus demografi.

Dalam Reuni dan Seminar Nasional Forum Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (FAA PPMI) di Auditorium Universitas Brawijaya, Malang, Sabtu (25/10/2025), Nezar menekankan perlunya membangun SDM yang adaptif, mandiri, dan berdaya saing digital.

“Ini PR besar kita semua untuk membangun sumber daya manusia yang cakap dan siap menghadapi tantangan baru di dunia yang penuh ketidakpastian,” ujar Nezar.

Menurutnya, AI merupakan teknologi kunci yang harus dikuasai karena adopsinya meningkat pesat seiring populernya platform generative AI. Ia menyoroti bahwa negara-negara di kawasan Global South kerap hanya menjadi pengguna produk luar negeri tanpa mengembangkan teknologi sendiri.

Baca :  Presiden Prabowo Siap Copot Menteri Nakal, Tak Takut Dimusuhi demi Kepentingan Rakyat

“Kemandirian teknologi penting agar kita bisa mengembangkan AI sesuai nilai dan budaya bangsa sendiri,” tegasnya.

Nezar menilai bahwa pengembangan talenta digital di bidang AI akan menentukan kemampuan Indonesia bersaing secara global, sekaligus menjaga kedaulatan digital di masa depan.

Puncak Bonus Demografi 2035 Jadi Momentum Emas

Wamen Nezar juga mengungkapkan bahwa angkatan kerja produktif Indonesia (usia 16–65 tahun) diperkirakan mencapai 70% populasi pada tahun 2035 — puncak bonus demografi nasional. Namun, kondisi tersebut hanya akan menjadi keuntungan bila diiringi peningkatan kapasitas SDM.

Baca :  Kasus Keracunan Marak, BGN Tegaskan Program Makan Bergizi Gratis Tetap Berlanjut

“Kekuatan produktif ini hanya bisa kita nikmati sampai 2035, setelah itu proporsinya akan menurun hingga sekitar 60% pada 2045,” jelasnya.

Meski peluang besar terbuka, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan seperti rendahnya jumlah lulusan perguruan tinggi serta dinamika geopolitik global yang menuntut adaptasi cepat.

Untuk itu, pemerintah tengah melaksanakan berbagai program prioritas di bidang pendidikan digital, literasi teknologi, dan pengembangan riset AI sebagai bagian dari upaya menuju visi Indonesia Emas 2045 — Indonesia yang maju, berdaulat, dan berdaya saing global.

“Bonus demografi harus diubah menjadi kekuatan produktif. Kuncinya adalah SDM unggul yang menguasai teknologi dan siap menghadapi dunia digital,” pungkas Nezar. (*/)