Pemerintah Cari Skema Terbaik Restrukturisasi Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung

Pemerintah Indonesia tengah mencari skema terbaik untuk membayar utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh). Foto: tangkapan layar YouTube PonTV

KalbarOke.com – Pemerintah Indonesia terus berupaya mencari skema terbaik dalam penyelesaian pembayaran utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh). Hingga saat ini, tim negosiasi lintas kementerian yang diutus Presiden Prabowo Subianto masih berkoordinasi untuk menjadwalkan pertemuan dengan pemerintah China terkait usulan restrukturisasi utang Whoosh.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah masih dalam tahap negosiasi aktif dengan pihak Tiongkok. Menurutnya, ada berbagai opsi yang sedang dipertimbangkan, termasuk skema pembayaran berdasarkan perjanjian kerja sama badan usaha.

“Pemerintah sedang mencari formula terbaik agar pembiayaan proyek ini tetap efisien dan sesuai kesepakatan kerja sama yang berlaku,” ujar Airlangga saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Baca :  19 KK di Cikande Direlokasi Akibat Radiasi Cesium-137, Dekontaminasi Area Terus Dilakukan

Airlangga menambahkan bahwa tim lintas kementerian yang ditugaskan Presiden Prabowo tengah berupaya mengatur jadwal pertemuan resmi dengan pemerintah China. Pertemuan tersebut diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan baru yang lebih realistis terkait beban utang proyek strategis nasional tersebut.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan kepada publik untuk tidak perlu khawatir atas isu utang proyek kereta cepat. Ia menyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab penuh terhadap proyek Whoosh dan memastikan penyelesaiannya tidak akan membebani keuangan negara secara berlebihan.

Baca :  Brigadir Renita Rismayanti Raih Penghargaan Tertinggi PBB, Polwan Indonesia Torehkan Sejarah Dunia

“Pemerintah akan menyelesaikan persoalan ini secara bertanggung jawab dan transparan,” kata Prabowo.

Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung merupakan proyek transportasi strategis pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi kereta cepat asal Tiongkok. Meskipun telah beroperasi sejak 2023, proyek ini masih menghadapi tantangan dalam hal pembiayaan dan pengembalian investasi.

Dengan langkah negosiasi yang sedang ditempuh, pemerintah berharap skema restrukturisasi utang yang baru dapat memperkuat kerja sama ekonomi Indonesia–China sekaligus menjaga stabilitas fiskal nasional. (*/)