29 Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta Masih Dirawat Termasuk Terduga Pelaku

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau langsung korban di RS Islam Cempaka Putih, termasuk dua pasien ICU yang salah satunya diduga pelaku peledakan. Foto: tangkapan layar YouTubePonTV

KalbarOke.com – Sebanyak 29 korban ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta masih menjalani perawatan intensif di tiga rumah sakit berbeda. Dua di antaranya, termasuk terduga pelaku peledakan, kini berada di Unit Perawatan Intensif (ICU) karena mengalami luka serius.

Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo mendatangi Rumah Sakit Islam (RSI) Cempaka Putih, Jakarta Pusat, untuk menjenguk para korban yang dirawat akibat insiden ledakan di lingkungan SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Jumat (7/11/2025).

Dalam keterangannya, Kapolri menyebutkan bahwa total korban yang masih dirawat berjumlah 29 orang, tersebar di tiga rumah sakit, yaitu: 14 orang di RS Islam Cempaka Putih, 14 orang di RS YARSI, dan satu orang di RS Pertamina Jaya.

Baca :  Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Merupakan Siswa, Polisi Dalami Motif dan Dugaan Perundungan

Dari 14 korban yang dirawat di RSI Cempaka Putih, dua di antaranya berada di ruang ICU, termasuk satu siswa yang diduga sebagai pelaku peledakan. Sementara itu, 12 korban lainnya masih menjalani perawatan rawat inap akibat luka bakar dan cedera akibat ledakan.

“Kami terus memantau perkembangan para korban. Polisi juga tengah mendalami penyebab dan motif terjadinya ledakan ini,” ujar Kapolri Listyo Sigit usai meninjau para korban.

Menurut hasil penyelidikan awal, terduga pelaku merupakan siswa SMAN 72 Jakarta. Ledakan tersebut terjadi di area masjid sekolah, dan hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta memeriksa sejumlah saksi untuk memastikan motif tindakan tersebut.

Baca :  BNN Bongkar Pabrik Sabu di Apartemen Cisauk, Dua Pelaku Raup Untung Miliaran Rupiah

Polri memastikan akan mengusut tuntas insiden ini, termasuk asal muasal bahan peledak yang digunakan dan bagaimana barang berbahaya itu bisa masuk ke lingkungan sekolah.

“Kami akan menelusuri dari mana bahan tersebut diperoleh dan siapa saja yang terlibat,” tambah Kapolri.

Peristiwa ini menjadi peringatan keras bagi pihak sekolah dan otoritas pendidikan agar memperketat pengawasan keamanan, terutama terhadap barang bawaan siswa dan akses ke area sensitif seperti laboratorium atau tempat ibadah sekolah. (*/)