DPR Minta Orang Tua dan Sekolah Aktif Dampingi Anak Bermain Media Sosial

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad meminta sekolah dan orang tua lebih waspada dalam mengawasi penggunaan media sosial oleh anak. Foto: tangkapan layar YouTubePonTV

KalbarOke.com – Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengimbau agar sekolah dan orang tua lebih berhati-hati serta meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan media sosial oleh anak-anak dan remaja. Pernyataan ini disampaikan menyusul peristiwa ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta Utara yang diduga dilakukan oleh seorang siswa sekolah tersebut.

Dua ledakan terjadi di masjid SMAN 72 Jakarta saat pelaksanaan salat Jumat, menyebabkan puluhan orang terluka, termasuk terduga pelaku yang kini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa pelaku berusia 17 tahun dan merupakan siswa aktif SMAN 72 Jakarta.

Menanggapi insiden ini, Dasco menilai penting bagi pihak sekolah untuk meningkatkan kewaspadaan serta pengawasan terhadap aktivitas siswa, termasuk di dunia maya. Menurutnya, media sosial bisa menjadi ruang terbuka yang berisiko jika tidak diawasi dengan baik.

Baca :  17 WNI Termasuk Anak-Anak di Sarikei Ditahan Imigrasi Malaysia dalam Operasi SAPU

“Kita harus waspada. Banyak perilaku berisiko yang muncul karena pengaruh media sosial. Sekolah dan orang tua perlu bekerja sama mendampingi anak-anak agar tidak salah arah,” kata Dasco, Sabtu (8/11/2025).

Ia menegaskan, pendampingan anak dalam bermedia sosial tidak hanya menjadi tanggung jawab guru, tetapi juga peran penting orang tua di rumah. Kolaborasi antara keluarga dan sekolah, lanjutnya, dapat mencegah anak dari paparan konten berbahaya, radikalisme, atau ajakan ekstrem di dunia digital.

Baca :  Menkeu Purbaya dan DPR Kompak Bantah Isu Keretakan, Sepakat Perkuat Sinergi Fiskal

“Anak-anak sekarang hidup di era digital. Orang tua dan guru harus aktif berkomunikasi dengan mereka, bukan hanya melarang, tapi juga membimbing,” tambahnya.

Dasco berharap insiden tragis di SMAN 72 Jakarta menjadi pelajaran penting bagi dunia pendidikan untuk memperkuat pendidikan karakter, pemantauan perilaku siswa, dan literasi digital di kalangan pelajar.

Sementara itu, polisi masih terus menyelidiki motif dan kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam kasus ledakan tersebut, termasuk pengaruh dari lingkungan maupun media sosial terhadap pelaku. (*/)