Wagub Krisantus: Dayak dan Melayu Sambut Semua Saudara, Kalbar Harus Tanggalkan Label ‘Asli’ atau ‘Pendatang’

Wagub Krisantus: Dayak dan Melayu Sambut Semua Saudara, Kalbar Harus Tanggalkan Label 'Asli' atau 'Pendatang'. (Foto: Adpim)

KalbarOke.Com – Wakil Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Krisantus Kurniawan, menegaskan pentingnya menjunjung tinggi semangat persatuan dan menyingkirkan sekat-sekat perbedaan di tengah masyarakat. Hal ini disampaikan Wagub saat menghadiri pembukaan Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-3 yang diselenggarakan oleh Forum Dayak Kalimantan Jakarta (FDKJ) di Hampton Square Serpong, Tangerang, pada Sabtu (8/11/2025) malam.

Inti pesan Wagub Krisantus menyoroti keberagaman 24 suku dan hampir seluruh suku di Indonesia yang hidup berdampingan di Kalbar. Ia mengajak semua pihak untuk mengakhiri pembedaan antara masyarakat “asli” atau “pendatang”.

“Dengan keberagaman yang ada, baik Dayak maupun Melayu senantiasa menyambut semua saudara dengan tangan terbuka. Mari kita tanggalkan pembeda masyarakat ‘asli’ atau ‘pendatang’ di Kalbar demi memperkuat persatuan,” tegas Krisantus Kurniawan.

Wagub Krisantus mengingatkan bahwa budaya adalah fondasi keberlangsungan sebuah suku, apalagi di tengah arus deras teknologi dan informasi.

Baca :  Bank Kalbar Kucurkan Bantuan Kendaraan Pengangkut Sampah, Dukung Pontianak Raih Adipura di HUT ke-254

“Masyarakat yang tidak berbudaya adalah masyarakat yang akan punah ditelan zaman. Budaya adalah kekayaan yang harus dijaga,” tegasnya.

Ia juga berupaya menepis pandangan keliru yang sering melekat pada suku Dayak. “Dayak itu bukan seram, bukan terisolasi. Sesungguhnya masyarakat Dayak itu cerdas, menarik, dan sangat bersahabat,” ungkapnya, menyerukan narasi positif tentang suku Dayak.

Baca Juga: Wagub Krisantus Apresiasi Masyarakat Tangerang: Beri Ruang Warga Dayak Gelar Perayaan Gawai

Pada kesempatan yang sama, Ketua FDKJ, Gregorio Victor Leo Oendoen, memaparkan perkembangan signifikan organisasi hingga tahun 2025. Terutama di sektor ekonomi, koperasi Suniot Talino yang berdiri sejak 2022 kini berkembang menjadi koperasi konsumen.

Ekonomi: Koperasi telah mencapai hampir 200 anggota dengan aset sekitar Rp750 juta, di mana 60% dananya beredar untuk modal Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) anggota. Selain itu, FDKJ mengelola 9 hektare lahan hortikultura di berbagai lokasi yang komoditas panennya dipasok ke berbagai pihak.

Baca :  Dilema Krisantus Soal Pelangsir Solar Subsidi: 'Sebenarnya Tidak Boleh, Tapi Mereka Juga Mencari Nafkah'

Wadah UMKM: FDKJ juga membina 40 pelaku UMKM di bidang kuliner khas Dayak, seperti Tuak, wine, keripik pare, dan aneka olahan fermentasi seperti Tempoyak dan cencalok.

Seni Budaya: FDKJ aktif membina kelompok seni internal yang rutin tampil, termasuk pada PGD kali ini yang seluruh penampilnya adalah anggota FDKJ sendiri. Kelompok seni ini mendapatkan pembinaan mingguan oleh pelatih sukarela, menjadi wadah bagi kader seni Dayak untuk berkembang dan tampil percaya diri.

Acara PGD ke-3 ini menjadi simbol penting tentang bagaimana warga perantauan Dayak tidak hanya merawat identitas, tetapi juga berkontribusi secara nyata pada sektor ekonomi dan seni budaya, sejalan dengan pesan persatuan yang disampaikan oleh Wakil Gubernur Kalbar.