Pramono Anung Cek Ragunan Usai Video Harimau Kurus Viral

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meninjau Taman Margasatwa Ragunan setelah viral video harimau kurus. Foto: tangkapan layar YouTube PonTV

KalbarOke.com — Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung melakukan kunjungan langsung ke Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, pada Kamis siang. Kunjungan ini dilakukan sebagai respons atas viralnya video seekor harimau yang terlihat kurus dan disebut-sebut mengalami kekurangan makanan.

Dalam peninjauannya, Pramono mengecek langsung kondisi sejumlah hewan, termasuk harimau yang sebelumnya menjadi sorotan publik. Ia memastikan seluruh satwa di Ragunan dalam keadaan sehat, bugar, dan mendapatkan perawatan serta asupan makanan yang sesuai.

Menanggapi viralnya video harimau kurus tersebut, Pramono menjelaskan bahwa rekaman itu merupakan video lama yang diambil saat masa pandemi Covid-19. Ia menegaskan bahwa kondisi hewan saat ini jauh berbeda dan tidak seperti yang tergambar dalam video.

Baca :  Dibuka Dikha 'Aura Farming', 42 Tim Dayung Beradu Cepat di Pontianak Dragon Boat Race 2025

“Video itu diambil pada masa Covid-19. Saat ini semua hewan sudah kami cek, dan kondisinya sehat serta dalam penanganan yang baik,” ujarnya.

Pramono juga membantah keras isu yang menyebut adanya oknum yang membawa pulang pakan hewan dari Ragunan. Ia memastikan kabar tersebut tidak benar dan meminta masyarakat tidak mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi.

Sebelumnya, video seekor harimau dengan tubuh kurus beredar luas di media sosial dan memicu kekhawatiran publik akan kesejahteraan satwa di Ragunan. Narasi yang menyertai video tersebut menyebut harimau tersebut kekurangan makan hingga terlihat sangat kurus.

Baca :  Pemerintah Berencana Batasi Gim Online Bertema Perang Cegah Kekerasan Anak

Dengan kunjungan dan klarifikasi langsung dari Gubernur DKI, pihak Pemprov Jakarta berharap isu ini dapat diluruskan dan masyarakat kembali percaya pada pengelolaan satwa di Taman Margasatwa Ragunan.

Pemerintah juga mengimbau warga untuk memeriksa kebenaran informasi sebelum membagikannya, terutama terkait isu yang dapat menimbulkan keresahan publik. (*/)