Ayah Irwan Rinaldi: Hubungan Renggang dengan Anak Akibat ‘Hutang Pengasuhan’ Masa Lalu, Kenali dan Lunasi Segera!

Pakar Parenting, Irwan Rinaldi saat berbicara di acara pamera foto di Jakarta. | Ayah Irwan Rinaldi: Hubungan Renggang dengan Anak Akibat 'Hutang Pengasuhan' Masa Lalu, Kenali dan Lunasi Segera! (Foto: Fb/Irwan Rinaldi)

KalbarOke.Com – Jika orang tua merasa hubungan dengan anak mulai merenggang, obrolan tidak lagi hangat, atau anak menunjukkan perubahan perilaku negatif, pakar parenting Ayah Irwan Rinaldi mengungkapkan bahwa hal tersebut mungkin disebabkan oleh adanya “hutang pengasuhan” di masa lalu yang belum terselesaikan.

Hal ini disampaikan Ayah Irwan saat menjadi pembicara dalam Seminar Parenting yang diselenggarakan oleh Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG) SD Islam Terpadu (SDIT) Al Mumtaz Pontianak bertajuk “Menembus Waktu Menumbuhkan Cinta” di Hotel Aston Pontianak, belum lama ini.

“Tak terasa anak yang dulu masih belajar jalan, kini sudah beranjak besar. Dulu selalu minta ikut, sekarang sudah sibuk dengan kawan dan dunianya. Lalu kita mulai merasa, hubungan terasa renggang, ngobrol tak lagi hangat,” ungkap Ayah Irwan.

Ia menyebutkan bahwa anak-anak mungkin menunjukkan gejala seperti gampang marah, cepat bosan, merasa tertekan, atau perasaan negatif lainnya.

Menurut Ayah Irwan, kondisi negatif pada anak saat ini dikenal dengan fenomena BLAST (Bored, Lonely, Angry, Stressed, and Tired). Fenomena inilah yang menyebabkan munculnya isu father hunger (anak laki-laki yang tidak terbangun karakter kelelakiannya) dan daddy issue (anak perempuan yang tidak terbangun karakter keperempuanannya).

Baca :  Presiden Prabowo Rehabilitasi Dua Guru Luwu Utara yang Dipecat dan Dipidana karena Galang Bantuan Guru Honorer

Hutang pengasuhan ini dijelaskan berakar dari beberapa faktor, seperti:

• Warisan pola asuh dari orang tua (kakek/nenek).
• Kondisi rumah tangga yang bermasalah, seperti ketidakhadiran sosok ayah.
• Adanya pihak ketiga dalam rumah tangga.
• Perbedaan prinsip dalam pola pengasuhan antara suami dan istri.

Lebih lanjut dijelaskan, anak yang mengalami sindrom BLAST akan terlihat matang fisiknya lebih dulu, sementara kedewasaan di aspek spiritual, intelektual, sosial, dan emosionalnya tertinggal.

Pakar parenting ini menekankan bahwa karakter kelelakian dan keperempuanan itu dibentuk, bukan ditemukan secara alami. Oleh karena itu, orang tua wajib memiliki target pengasuhan yang jelas untuk anak laki-laki maupun perempuan.

Contoh Target Pengasuhan:

Anak Laki-laki: Mampu bertanggung jawab, bisa mengambil keputusan dan berpikir jernih, mampu menahan beban dan amarah, serta memuliakan wanita dan memberi manfaat.

Anak Perempuan: Memiliki kelembutan dalam kata dan perilaku, memiliki rasa malu, bersikap tegas dalam menjaga kehormatan diri, dan mampu menjadi istri yang menjaga kehormatan suami serta melayani dengan baik.

Baca :  Imbauan Kibarkan Bendera Merah Putih pada Peringatan Hari Sumpah Pemuda

Ayah Irwan Rinaldi memberikan semangat bahwa tidak ada kata terlambat bagi orang tua untuk mulai melunasi hutang pengasuhannya dan memperjuangkan kualitas hubungan dengan anak.

“Mari ayah bunda kita minta ampun kepada Allah, dengan mengakui kesalahan, selesaikan yang prioritas, bayar hutang yang terlewat, serta cari lingkungan baru yang mendukung tujuan kita,” ajaknya dengan penuh semangat.


Poin Ringkasan Berita

• Pakar Parenting Ayah Irwan Rinaldi menjelaskan konsep “Hutang Pengasuhan” sebagai penyebab hubungan orang tua dan anak yang merenggang.

• Hutang pengasuhan berasal dari masalah rumah tangga, pola asuh, dan warisan orang tua.

• Dampak dari hutang pengasuhan adalah munculnya sindrom BLAST (Bored, Lonely, Angry, Stressed, Tired) pada anak.

• Karakter anak (kelelakian/keperempuanan) harus dibentuk melalui target pengasuhan yang terstruktur, seperti mengajarkan tanggung jawab untuk anak laki-laki.

• Orang tua didorong untuk melunasi hutang pengasuhan dengan mengakui kesalahan dan berjuang memperbaiki hubungan.