KalbarOke.com – Wakapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) Brigjen Pol Baskoro Tri Prabowo menerima kunjungan Delegasi Kedutaan Besar Australia dan Australian Federal Police (AFP) di Mapolda NTT, Rabu (26/11/2025).
Pertemuan ini digelar untuk memperkuat koordinasi, kerja sama, sekaligus mengevaluasi penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan people smuggling di wilayah NTT yang berbatasan langsung dengan Timor Leste—salah satu titik rawan dalam kejahatan lintas negara tersebut.
Delegasi Australia dipimpin oleh Deputy Head of Mission Australian Embassy Indonesia, Ms. Gita Kamath. Ia hadir bersama perwakilan AFP Jakarta, Adam Rhynehart, serta tim dari Departement of Foreign Affairs and Trade (DFAT) yakni Ereni Weber, Ryan Cunningham, dan Riri Silalahi. Turut mendampingi perwakilan Divhubinter Polri, Briptu Aditya Ashary.
Kabidhumas Polda NTT Kombes Pol Henry Novika Chandra menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan bentuk penghargaan dari Pemerintah Australia atas kinerja Polda NTT dalam beberapa tahun terakhir.
“Delegasi Australia memberikan apresiasi karena sinergitas antara Polri, Polda NTT, dan lembaga terkait menghasilkan peningkatan signifikan dalam penindakan TPPO—bahkan meningkat tujuh kali lipat dari tahun sebelumnya,” ujar Henry.
Dalam pertemuan tersebut, Ms. Gita Kamath menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja sama efektif antara Indonesia dan Australia dalam mengungkap kasus TPPO, khususnya di wilayah Rote, Kupang, dan beberapa titik perbatasan. Ia menegaskan bahwa peningkatan hasil penegakan hukum ini merupakan dampak dari koordinasi lintas negara serta berbagai lokakarya bersama antara Indonesia, Australia, dan Timor Leste.
“Upaya deteksi dini, pencegahan, serta penindakan yang dilakukan Polri dan Polda NTT memberikan dampak signifikan bagi penanggulangan TPPO dan people smuggling,” ujar Gita.
Delegasi Australia juga mengonfirmasi komitmen untuk memperkuat kerja sama, termasuk rencana kunjungan lapangan bersama di titik-titik rawan guna menindaklanjuti program sebelumnya.
Menanggapi hal tersebut, Wakapolda NTT menegaskan kembali program prioritas Kapolda NTT, yaitu “NTT Zero TPPO”. Menurutnya, pemberantasan perdagangan orang hanya dapat berhasil melalui kerja sama berkelanjutan antara Polri, pemerintah daerah, lembaga internasional, dan negara mitra.
Ia juga menyinggung berbagai persoalan di NTT yang membutuhkan penanganan menyeluruh, mulai dari keberadaan pengungsi yang telah bertahan hingga 12 tahun, potensi gangguan keamanan bagi warga lokal, hingga kasus penganiayaan yang melibatkan imigran.
“Kami membutuhkan langkah tindak lanjut yang lebih komprehensif agar tidak terjadi kebiasaan atau pembiaran. Masalah kemanusiaan tetap kami utamakan, tetapi keamanan warga lokal harus tetap dijaga,” tegasnya.
Wakapolda turut menyampaikan pentingnya dukungan peralatan operasional untuk memperkuat pengawasan di titik-titik rawan TPPO. Ia mengungkapkan adanya indikasi perpindahan jalur penyelundupan manusia menuju wilayah Timor Leste sehingga pengawasan lintas batas perlu semakin diperketat.
Pertemuan berlangsung hangat dan produktif, ditutup dengan komitmen bersama untuk meningkatkan koordinasi dan menyusun rencana aksi lanjutan dalam waktu dekat. (*/)






