Nilai TKA 2025 SMA Anjlok, Kemendikdasmen Soroti Lemahnya Kemampuan Analisis Siswa

Ilustrasi hasil Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025 jenjang SMA/SMK menunjukkan nilai Matematika dan Bahasa Inggris anjlok.

KalbarOke.com – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) merilis hasil Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025 untuk jenjang SMA/SMK sederajat. Hasilnya cukup memprihatinkan. Nilai mata pelajaran wajib, terutama Matematika dan Bahasa Inggris, tercatat rendah dan menjadi sorotan utama pemerintah.

Berdasarkan data resmi Kemendikdasmen, rerata nilai Bahasa Indonesia mencapai 55,38, sementara Matematika hanya 36,10 dan Bahasa Inggris 24,93 dari skala 0–100. Menariknya, nilai Matematika Wajib bahkan lebih rendah dibandingkan Matematika Lanjut yang memiliki rerata 39,32.

Untuk mata pelajaran bahasa pilihan, performa siswa justru lebih baik. Bahasa Arab mencatat nilai rata-rata 64,97, Bahasa Mandarin 57,66, dan Bahasa Jepang 55,21, jauh melampaui Bahasa Inggris wajib.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa hasil TKA tidak digunakan sebagai penentu kelulusan, melainkan sebagai alat pemetaan mutu pendidikan nasional. Menurutnya, data TKA akan menjadi dasar penyusunan kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy) di daerah.

Baca :  Jadwal Libur Sekolah Akhir Desember 2025 di Kalimantan dan Provinsi Lainnya

“Kita harapkan kebijakan pemerintah daerah berpijak pada hasil tes ini. Kebijakan berbasis data sangat penting untuk perbaikan mutu pendidikan,” ujar Mu’ti saat pemaparan hasil TKA di Jakarta, Senin (22/12).

Meski tidak menentukan kelulusan, hasil TKA akan menjadi salah satu komponen penilaian bagi siswa yang mendaftar ke perguruan tinggi melalui jalur prestasi, khususnya Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2026.

Sementara itu, Kepala Pusat Asesmen Pendidikan Kemendikdasmen, Rahmawati, mengungkapkan rendahnya nilai mapel wajib disebabkan lemahnya kemampuan analisis dan inferensial siswa. Banyak peserta kesulitan memahami teks panjang, infografis, hingga soal non-teks yang menuntut kemampuan evaluasi dan refleksi.

“Murid cukup baik menjawab pertanyaan eksplisit. Tapi ketika harus menyimpulkan, menilai validitas informasi, atau membedakan fakta dan opini, mereka mengalami kesulitan,” jelasnya.

Kemendikdasmen juga mencatat adanya 11 pelanggaran selama pelaksanaan TKA pada 3–6 November 2025. Pelanggaran melibatkan peserta, pengawas, hingga tenaga teknis, dengan sanksi mulai dari peringatan hingga pembatalan ujian dan nilai nol. Meski sempat muncul upaya penyebaran soal di media sosial, hasil tes dinilai tetap valid.

Baca :  Banjir Lahar Hujan Semeru Terjadi Lebih dari 3 Jam, Debit Sungai Meningkat

Penilaian TKA menggunakan pendekatan Item Response Theory (IRT) yang mempertimbangkan tingkat kesulitan soal, sehingga skor peserta dapat berbeda meski jumlah jawaban benarnya sama.

Hasil TKA SMA sederajat mulai 23 Desember 2025 diserahkan ke Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) dan akan digunakan PTN sebagai validator nilai rapor pada SNBP. Pendaftaran SNBP sendiri dijadwalkan dibuka pada 3 Februari 2026.

Untuk jenjang SD dan SMP, Kemendikdasmen memastikan pelaksanaan TKA tetap sesuai jadwal. Pendaftaran dibuka 19 Januari–28 Februari 2026, dengan ujian utama digelar pada April 2026 dan hasil diumumkan 24 Mei 2026. Nilai TKA ke depan juga akan disinergikan untuk jalur prestasi dalam Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2026. (*/)