Jual Sayur Keliling, Sekolahkan Anak ke Perguruan Tinggi

Bang Kus (46), sedang melayani pelanggannya membeli sayur keliling.(foto:dik)
Bang Kus (46), sedang melayani pelanggannya membeli sayur keliling.(foto:dik)

WAJOK HILIR-Menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi bahkan mungkin bukan hal sulit bagi masyarakat kelompok ekonomi atas dan kelas menengah. Namun siapa bilang kesempatan pendidikan hanya milik orang kaya? Hal itu setidaknya yang kini dibuktikan Masalikur Ahyar, warga Desa Wajok Hilir, Kecamatan Siantan, Kabupaten Mempawah. Berkat kegigihan melakoni rutinitas sebagai penjual sayur keliling dikampungnya, bapak 49 Tahun ini mampu menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.

“saya jualan sayur mulai dari tahun 2007 sampe sekarang. dulunya saya juga bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan, namun saya merasakan kejenuhan untuk bekerja di perusahaan, akhirnya saya coba untuk berdagang sayur keliling saja,” Katanya.

Sehari hari, Bang Kus sapaan akrabnya ini berkeliling menjajakan Dagangannya di Seputaran Desa, Tepatnya di Wajok Hilir Kecamatan siantan , Kab mempawah. Gang demi Gang dilewati untuk menyosor ke setiap rumah pelanggan yang serig membeli dagangannya tersebut.

“saya jualan di daerah wajok dan sekitarnya saja, kan dak saya sendiri yang jualan tapi ada penjual sayur lainnya juga, kita percaya sama rezeki saja, tuhan yang sudah mengatur,”Jelasnya.

Lanjut Dia,sebelum usaha dangan sayur keliling, dirinya juga pernah berprofesi menadi karyawan di salah satu perusahaan. Namun, pekerjaan sebagai karyawan membuatnya Lelah sehingga memutuskan untuk berjualan saja.

Baca :  Jaga Ketahanan Ekonomi Nasional, Pemerintah Longgarkan Kebijakan Impor dan Izin Usaha

“dibanding kerja di perusahaan, jualan sayur lebih menguntungkan bagi saya. contohnya saja saya dapa beli motor, rumah, mencukupi kebutuhan warga alhamdulillah serba mencukupilah,”Lanjutnya.

Tak ada kata berhenti, tak ada kata putus asa. Sebab kebutuhan hidup seperti anak-anak burung yang baru menetas selalu membutuhkan perhatian induk. Makna itulah yang telah membawa pria paruh baya itu gigih dalam menekuni profesinya bahkan menyekolahkan anaknya hingga keperguruan tinggi.

“alhamduliillah, Jualan sayur inilah saya dapat nyekolahkan anak sampai kuliah, sampai selesai. begitu juga kebutuhan lauk pauk ndak beli lagi udah ada tinggal ambil dari dagangan jak kalau ada sisa jualan hari ini,” Jelasnya.

dirinya sedikit bercerita,pengalaman bekerja menjadi karyawan tidaklah membuatnya betah. bahkan untuk kehidupan sehari hari tak dapat dipastikannya untuk tercukupi. “kalau dulu sebelum jualan kan saya kerja di perusahaan, gaji nya hanya cukup buat makan, belum lagi buat anak sekolah, makanya tekad saya berdagang sajalah,” terangnya.

setiap hari, Bang Kus selalu pergi belanja dengan ditemani Istri tercintanya.tak seperti belanja pada umumnya, Bapak satu anak ini turun dari rumah sekitar jam dua malam. “sayurnya saya beli diipasar plamboyan pontianak,termasuk sayur ,mayur, ikan dan banyak lagi.mulai turun ke pasar sekitar jam 2 malam sampe jam 3 malam sampai dirumah untuk belanja,nah kalau sudah sampai dirumah tidur sebentar setelah itu sholat dan kemas kemas siap siap untuk turun jualan,” ungkapnya sambil melayani para pelanggan.

Dia bersyukur dari hasil perjuangannya mengais rezki dengan menjual sayur itu mampu menyekolahkan anaknya. Di sela kesibukannya mencari nafkah, Masalikur Ahyar atau Bang Kus ini tidak pernah melalaikan tugasnya sebagai hamba Tuhan. Jika sudah mendengar azan, pasti menunaikan ibadah di masjid. Kini tidak hanya keluarganya yang bangga terhadap keuletannya berkerja dan menyekolahkan anak. Beberapa tetangganya pun kagum dan menganggap kisah keluarganya sebagai contoh orang sukses.
“Bagi saya cari nafkah memang penting, tapi kita tidak boleh melalaikan kewajiban sholat lima waktu. Itu lebih penting, saya yakin kerja baru lengkap jika kita juga beribadah. Hal itu juga yang saya tanamkan kepada anak-anak saya,” pungkasnya (dik).

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 3261 kali