Pontianak – Pay Jarot Sujarwo, penjual topi bertuliskan kalimat Tauhid mengaku penjualannya meningkat, setelah terjadinya peristiwa pembakaran bendera Tauhid di Garut, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
“Nah Kemaren semenjak kasus pembakaran itu, pemesanan banyak lagi. Stok di rumah saya kan ndak ready. Saya harus pesan lagi di Bandung. Ketika saya tanya, ternyata di Bandung juga kewalahan,” ujarnya kepada KalbarOke.com, Minggu (28/10).
Pay Jarot mengatakan bahwa topi tauhid sebenarnya sudah lama diproduksi. Sedangkan dia baru memulai menjual topi ini setelah momen 212 di Jakarta. “Di momen 212 misalnya, topi tauhid sudah diproduksi. Walau saya pribadi menjual topi Tauhid ini setelah adanya aksi 212,” katanya.
Sebelumnya, penjualan topi juga banyak pada saat peristiwa penghadangan dan pembatalan ceramah Ust Abdul Somad di Jawa Tengah, beberapa bulan lalu. “Alasannya staf Ust Abdul Somad ada yang menggunakan jaket dan topi berlabelkan Kalimah Tauhid. Respon dari masyarakat, itu membeli topi tauhid begitu banyak. Dan teman-teman di Bandung juga kewalahan,” jelas Pay Jarot.
Usai peristiwa itu, Pay Jarot mengatakan penjualannya sempat meredup. Namun, pemesanan meningkat lagi setelah kasus pembakaran bendera Tauhid. “Dan saya menduga ini akan terus menerus orang pesan, sampai kapan saya tidak tahu, mudah mudahan pesan terus. Sekarang ini saya sedang mendatangkan 20 topi, tapi begitu datang Insya Allah dalam waktu dua sampai tiga hari sudah ada pemesannya, jadi habis. Kalau ndak salah kemaren tu hampir 200 topi. Kalau sekarang ni bisa 200 topi lagi kemungkinan,” bebernya. (Zz)






