Ancaman Ketahanan Pangan di Jongkat: Dugaan Limbah PT MSL dan PT MAS Rusak Lahan Pertanian Selama 8 Tahun

Zailani (baju biru), Keluhkan kondisi lahan pertaniannya yang terpengaruh limbah. | Ancaman Ketahanan Pangan di Jongkat: Dugaan Limbah PT MSL dan PT MAS Rusak Lahan Pertanian Selama 8 Tahun. (Foto: Jeckmus)

KalbarOke.Com – Warga dan petani di Desa Jongkat, Kecamatan Jongkat, Kabupaten Mempawah, menyampaikan keluhan mendesak mengenai dampak pencemaran lingkungan yang serius. Limbah tersebut diduga berasal dari kegiatan dua perusahaan besar: PT. Muara Sungai Landak (MSL) yang bergerak di sektor Hutan Tanaman Industri (HTI) dan PT. Mitra Andalan Sejahtera (MAS) di sektor perkebunan kelapa sawit.

Limbah yang mengalir ke saluran air utama setempat tidak hanya mengancam ketersediaan air bersih, tetapi yang lebih krusial, telah mengganggu kesuburan lahan pertanian masyarakat dan mengancam ketahanan pangan lokal selama delapan tahun terakhir.

Salah seorang warga sekaligus petani, Zailani, menjelaskan bahwa pembuangan limbah dari PT MSL dan PT MAS bermuara ke Parit Suka Maju. Kualitas air di parit tersebut kini berubah drastis dan tidak lagi dapat digunakan.

Baca :  Mantan Kades Merayuh Landak Jadi Tersangka Korupsi Proyek PLTMH Rp1,2 Miliar

“Pembuangan PT MSL dan PT MAS larinya ke Parit Suka Maju. Dulunya air kami bisa diminum, sekarang tidak bisa diminum. Jadi sekarang kami hanya mengandalkan air hujan dan air galon,” ujar Zailani, Selasa (29/10/25).

Dampak paling parah dirasakan oleh sektor pertanian. Zailani menyampaikan bahwa akibat dugaan pencemaran limbah, petani telah kesulitan mengolah sawah secara maksimal selama delapan tahun terakhir.

• Penurunan Produktivitas: Petani yang seharusnya mampu panen padi sebanyak tiga kali dalam setahun, kini hanya bisa panen satu kali.

• Hasil Anjlok: Selain frekuensi panen yang berkurang drastis, hasil panen yang diperoleh juga dilaporkan menurun kualitas dan kuantitasnya.

“Kami minta solusinya bagaimana. Sudah delapan tahun kami tidak bisa (maksimal) bercocok tanam. Harapan kami, perusahaan jangan merugikan masyarakat. Petani ini cuma ingin hasilnya lancar,” tegas Zailani, menyuarakan kerinduan petani akan hasil panen yang normal.

Baca :  Sekolah Kader Perubahan PKB Kalbar Cetak 100 Kader Angkatan Pertama di Mempawah

Menurut warga, keluhan terkait dugaan pencemaran limbah ini telah berulang kali disampaikan kepada pihak perusahaan. Namun, hingga kini, belum ada tindakan nyata maupun solusi yang memuaskan untuk mengembalikan kondisi lingkungan dan produktivitas lahan.

Warga Desa Jongkat sangat berharap agar pihak perusahaan, didampingi oleh pemerintah daerah, dapat segera mencari solusi yang efektif dan bertanggung jawab. Hal ini penting agar pencemaran dapat dihentikan dan lahan pertanian bisa kembali produktif, sekaligus memulihkan sumber air bersih yang layak bagi kebutuhan hidup sehari-hari.