Angka Vertilitas Remaja Perempuan Menurun

PONTIANAK,KB1-Angka vertilitas pada remaja perempuan pada usia 15 hingga 19 tahun di Indonesia mengalami penurunan.
Hanya saja, penurunan tersebut belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada rencana pembangunan jangka menengah nasional 2010-2015 yaitu 30 per 1.000 wanita usia subur, usia 15-19 tahun.
“Ternyata angkanya masih mencapai 48 per 1.000 wanita usia subur, usia 15 hingga 19 tahun,” ungkap Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Ir. Ambar Rahayu
Menurutnya, perlu dilakukan upaya-upaya yang lebih intensif terhadap remaja tidak hanya di Kalbar, tapi di seluruh Indonesia, termasuk wilayah pedesaan dan perkotaan.
Tantangan arus informasi yang sangat deras dan tak bisa dibendung, kata Ambar Rahayu, dapat menstimulasi remaja untuk melakukan yang seharusnya tidak mereka lakukan. Sementara disatu sisi, remaja juga membutuhkan informasi yang jelas tentang kesehatan reproduksi, maka perlu dilakukan pemberian informasi yang benar.
“Salah satunya melalui Pusat Informasi dan Konseling Remaja, baik itu di sekolah, maupun perguruan tinggi yang bekerja sama dengan BKKBN,” katanya. Ambar Rahayu juga menyambut baik dibentuknya Forum PIK Remaja Khatulistiwa atau biasa disebut dengan ASMARA Khatulistiwa.
“ASMARA KHATULISTIWA” tersebut dimaksudkan guna mewadahi Forum PIK Kab/kota yang ada di Kalimantan Barat.
“Selain itu, dengan terbentuknya Forum PIK Kalbar ini, diharapkan dapat menginisiasi pembentukan kelompok-kelompok PIK baru dan juga pembentukan Forum PIK di Kab/kota di Kalbar, serta membina kelompok PIK yang kurang tersentuh oleh pengelola KB kabupaten/kota,” tambah Ambar Rahayu.
Jadi, lanjutnya, meleset dari target yang ditetapkan, meski angka kasusnya turun, dari sebelumnya 51 kasus menjadi 48 kasus per 1.000 wanita usia subur, usia 15-19 tahun.
Tantangan arus informasi yang sangat deras dan tak bisa dibendung, kata Ambar Rahayu, dapat menstimulasi remaja untuk melakukan yang seharusnya tidak mereka lakukan. Sementara disatu sisi, remaja juga membutuhkan informasi yang jelas tentang kesehatan reproduksi, maka perlu dilakukan pemberian informasi yang benar.
“Salah satunya melalui Pusat Informasi dan Konseling Remaja, baik itu di sekolah, maupun perguruan tinggi yang bekerja sama dengan BKKBN,” katanya.
Selain itu, dengan terbentuknya Forum PIK Kalbar ini, diharapkan dapat menginisiasi pembentukan kelompok-kelompok PIK baru dan juga pembentukan Forum PIK di Kab/kota di Kalbar, serta membina kelompok PIK yang kurang tersentuh oleh pengelola KB kabupaten/kota,” tambah Ambar.
Ia mengungkapkan melalui program Generasi Berencana (GenRe), remaja-remaja di Indonesia, khususnya Kalimantan Barat semakin sadar, bahwa dapat merencanakan keluarga itu harus direncanakan dengan baik.
“Oleh karena itu, harus dihindari tiga hal yang selalu menjadi permasalahan remaja, yaitu seks bebas, penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya, serta penularan HIV/AIDS,” pungkasnya.(dik/06)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 1637 kali