Bahlil Maafkan Penyebar Meme Dirinya: “Saya Sudah Biasa Dihina Sejak Kecil”

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Foto: tangkapan layar YouTube PonTV

KalbarOke.com — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia akhirnya buka suara terkait maraknya penyebaran meme yang berisi hinaan terhadap dirinya di media sosial. Dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Bahlil menegaskan bahwa ia memaafkan pembuat dan penyebar konten tersebut.

“Kalau meme kan saya sudah mengarah ke pribadi. Saya tuh sudah biasa dihina sejak kecil. Karena saya bukan anak pejabat, saya anak kampung, ibu saya buruh cuci dan ayah saya buruh bangunan. Jadi hal seperti ini sudah terjadi sejak saya masih SD, jadi menurut saya itu tak apa-apalah,” ujar Bahlil.

Meski mengakui bahwa sejumlah meme tersebut mengandung unsur penghinaan dan rasisme, Bahlil memilih untuk tidak memperpanjang masalah. Ia menilai kritik dari publik adalah hal yang wajar dalam kehidupan berdemokrasi.

Baca :  Pasca Kebakaran di Kawasan Industri Morowali, Kementerian ESDM Kirim Tim Investigasi

“Allah saja mau memaafkan umatnya kalau sudah meminta maaf, apalagi kita hanya manusia. Tak perlu kita melebihi kodrat Ilahi,” tambahnya.

Bahlil juga mengaku telah memanggil organisasi sayap Partai Golkar yang sebelumnya melaporkan sejumlah akun media sosial ke kepolisian terkait kasus ini. Ia meminta agar langkah hukum tersebut tidak dilanjutkan jika para pelaku sudah meminta maaf.

Baca :  Seleksi Terbuka Jabatan Sekda Singkawang Resmi Dibuka, Lulusan S-1 atau D-IV Bisa Daftar

Sebelumnya, Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) mendatangi Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya pada awal pekan ini untuk melaporkan sejumlah akun yang diduga membuat dan menyebarkan meme penghinaan terhadap Bahlil.

Selain AMPG, Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) juga melaporkan sekitar 30 akun media sosial ke Bareskrim Polri atas dugaan pencemaran nama baik terhadap Menteri ESDM tersebut.

Dengan sikapnya yang terbuka dan memaafkan, Bahlil berharap polemik ini tidak lagi diperpanjang. Ia menekankan bahwa pejabat publik harus siap menghadapi kritik, termasuk dalam bentuk satire di media sosial. (*/)