KalbarOke.com – Bencana banjir besar kembali melanda Asia Tenggara setelah hujan ekstrem yang disebut sebagai “once in 300 years” mengguyur Thailand bagian selatan. Sedikitnya 18 orang tewas, jutaan warga terdampak, dan ribuan lainnya berjuang menyelamatkan diri dari genangan air yang terus meningkat.
Curah Hujan Tertinggi dalam 300 Tahun, Hat Yai Lumpuh Total
Kota Hat Yai, pusat perekonomian Thailand selatan yang berbatasan dengan Malaysia, mencatat curah hujan hingga 335 mm dalam satu hari, tertinggi dalam 300 tahun terakhir. Foto dan video yang beredar di media sosial menunjukkan jalanan berubah menjadi sungai, rumah-rumah tenggelam, dan warga memohon pertolongan dari atap rumah.
Banjir yang berlangsung selama sepekan merendam 10 provinsi di Thailand selatan. Media lokal melaporkan lebih dari 2 juta warga terdampak, namun baru sekitar 13.000 orang yang berhasil dievakuasi ke tempat aman.
Militer Kerahkan Kapal Induk dan Dapur Lapangan
Melihat situasi yang memburuk, militer Thailand turun tangan mengambil alih penanganan darurat. Armada bantuan yang dikerahkan antara lain: 1 kapal induk yang siap difungsikan sebagai rumah sakit terapung, 14 kapal bantuan dengan logistik lengkap, Dapur lapangan yang mampu memasak hingga 3.000 porsi per hari, termasuk Armada evakuasi berupa kapal kecil, truk tinggi, dan jet ski.
Pemerintah menetapkan Provinsi Songkhla, termasuk Kota Hat Yai, sebagai zona bencana. Namun ribuan warga masih terjebak tanpa suplai makanan dan air bersih.
Relawan dari Matchima Rescue Center mengaku kebanjiran panggilan darurat dalam tiga hari terakhir. Media sosial mereka penuh permintaan pertolongan:
“Air sudah sampai lantai dua, ada anak-anak, lansia, orang sakit, dan disabilitas! Tolong!”
“Sudah tiga hari menunggu bantuan. Baterai tinggal 40%. Setiap detik sangat penting.”
Sebuah video viral memperlihatkan tiga anak kecil bergelantungan di kabel listrik untuk menghindari arus banjir yang terus meninggi.
Vietnam dan Malaysia Juga Dilanda Banjir Mematikan
Cuaca ekstrem tak hanya melanda Thailand. Vietnam melaporkan 98 korban tewas dalam sepekan akibat banjir besar dan tanah longsor di berbagai daerah.
Sementara itu, Malaysia telah mengevakuasi lebih dari 19.000 warga ke 126 pusat penampungan, terutama di wilayah utara yang berbatasan langsung dengan area terdampak di Thailand.
Di negara bagian Kelantan dan Perlis, tim penyelamat harus berjalan di air setinggi lutut untuk mengevakuasi warga di desa-desa yang terisolasi.
Fenomena hujan ekstrem yang makin intens dan tidak terduga memicu kekhawatiran serius. Para ahli menilai kejadian ini sebagai tanda bahwa perubahan iklim memperburuk pola cuaca di Asia Tenggara, meningkatkan risiko banjir besar yang terjadi lebih sering dan lebih mematikan.
Banjir besar yang melanda Thailand, Vietnam, dan Malaysia menjadi pengingat kuat bahwa kawasan ini perlu memperkuat sistem mitigasi dan adaptasi bencana. (*/)






