Bupati Ketapang Diberi Gelar Kebangsawanan oleh Keraton Surakarta Hadiningrat

Alexander Wilyo Resmi Bergelar Kanjeng Raden Aryo Tumenggung (KRAT) Darmonagoro

Bupati Ketapang Diberi Gelar Kebangsawanan oleh Keraton Surakarta Hadiningrat. (Foto: Prokopim)

KalbarOke.Com – Bupati Ketapang, Alexander Wilyo, mendapatkan kehormatan istimewa dengan dianugerahinya gelar kebangsawanan dari Keraton Surakarta Hadiningrat. Penganugerahan ini disampaikan secara langsung oleh Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwono XIII dan Kanjeng Ratu, dalam sebuah acara Pagelaran Budaya Wayang Kulit dan Campur Sari yang digelar oleh Paguyuban Jawa Kabupaten Ketapang di Pendopo Rumah Joglo, Sabtu malam (19/07).

Gelar yang diberikan adalah Kanjeng Raden Aryo Tumenggung (KRAT) Darmonagoro, sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi Bupati Alexander Wilyo dalam melestarikan budaya, khususnya budaya Jawa, di luar tanah leluhur.

Acara yang berlangsung semarak dan penuh khidmat ini merupakan bagian dari perayaan Grebeg Suro 2025 dan HUT ke-28 Paguyuban Jawa.

Baca :  Wamenpan RB dan Gubernur Kalbar Pastikan Pelayanan Publik Makin Mantap, Bebas Denda Pajak Jadi Kado Manis!

Dengan mengusung tema “Bergandeng Erat, Bergerak Cepat: Gotong Royong Membangun Negeri,” pagelaran ini dihadiri ribuan masyarakat dari berbagai etnis, menunjukkan kuatnya semangat persatuan dalam keberagaman di Kabupaten Ketapang.

Dalam sambutannya, Bupati Alexander Wilyo menyampaikan rasa terima kasih atas penghargaan yang diterimanya. “Penghargaan ini bukan hanya untuk saya pribadi, tetapi untuk seluruh masyarakat Ketapang.

Budaya adalah kekuatan yang menyatukan. Saya bangga menjadi bagian dari keluarga besar Paguyuban Jawa di Ketapang,” ujarnya, disambut tepuk tangan meriah.

Acara ini turut dihadiri sejumlah pejabat penting, di antaranya Ketua DPRD dan juga Ketua Paguyuban Jawa Ketapang, Achmad Sholeh; Dandim 1203/Ketapang Letkol Inf Abu Hanifah; serta perwakilan dari Lanal Ketapang, Kejaksaan Negeri Ketapang, dan tokoh lintas etnis lainnya.

Baca :  Kolaborasi IJTI dan Kesbangpol Kalbar: Jurnalis Gardan Terdepan Perangi Intoleransi dan Radikalisme

Achmad Sholeh menambahkan, momen Grebeg Suro menjadi pengingat penting untuk terus memelihara nilai-nilai persaudaraan dan gotong royong.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa budaya adalah jembatan pemersatu. Kami siap bersinergi membangun Ketapang yang harmonis dan sejahtera,” tegasnya.

Pagelaran malam itu ditutup dengan penampilan Wayang Kulit yang sarat pesan moral tentang pentingnya menjaga warisan budaya dan memperkuat persatuan.

Rangkaian perayaan Grebeg Suro akan berlanjut dengan Pawai Sedekah Bumi pada 27 Juli 2025, sebagai simbol rasa syukur dan doa untuk kemakmuran Ketapang. (prkpm/01)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 44 kali