KalbarOke.com — Badan Pengelola Investasi Danantara memastikan akan mengirimkan tim khusus ke China untuk melakukan negosiasi restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh. Langkah ini dilakukan untuk menata kembali pembiayaan proyek transportasi modern yang telah menelan biaya hingga Rp120 triliun.
Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, mengatakan bahwa proses negosiasi ditargetkan rampung tahun ini. Dalam pertemuannya dengan Menteri Keuangan, ia menjelaskan bahwa pembahasan akan difokuskan pada jangka waktu pelunasan utang dan penyesuaian bunga pinjaman.
“Kami akan segera mengirim tim ke China untuk bernegosiasi soal restrukturisasi utang Kereta Cepat Whoosh. Poin yang akan dibahas meliputi tenor pelunasan hingga bunga pinjaman. Targetnya selesai tahun ini,” ujar Dony Oskaria di Jakarta.
Menurut Dony, permasalahan utang proyek kereta cepat tidak terlalu sulit diselesaikan, mengingat kinerja operasional proyek terus menunjukkan peningkatan sejak resmi beroperasi.
“Secara performa, proyek ini terus membaik. Karena itu, kami optimistis negosiasi dengan pihak China akan berjalan lancar,” tambahnya.
Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung menghabiskan dana sekitar US$7,2 miliar atau setara Rp120,38 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar 75 persen pendanaannya berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB) dengan bunga tetap 2 persen per tahun selama 40 tahun pertama.
Upaya restrukturisasi ini diharapkan dapat mengurangi tekanan keuangan proyek sekaligus memastikan keberlanjutan operasional Kereta Cepat Whoosh yang menjadi simbol modernisasi transportasi publik di Indonesia.
Pemerintah bersama Danantara berkomitmen menjaga stabilitas keuangan proyek strategis nasional tersebut, sambil memastikan transparansi dalam proses negosiasi dengan pihak mitra luar negeri. (*/)







