Desa Kreatif Berswadaya Sukses Jadi Lumbung Pangan di Kalbar

Pekikan ayam berkokok seakan menyambut datangnya sang surya keluar dari peraduan yang bersinar indah di desa Lubuk Antuk, Kecamatan Hulu Gurung,  Kabupaten Kapuas Hulu. Bising kesibukan warga pun mulai terdengar seiring deru kendaraan yang lalu lalang kian memecah keheningan damainya pagi. Tak hanya kaum prianya saja, para perempuan di desa Lubuk Antuk juga menyambut pagi dengan beranjak dari rumah untuk memulai aktivitas bertani. Ketekunan bertani masyarakatnya membuat desa Lubuk Antuk meraih swasembada pangan.

KAPUAS HULU, KB1 – Di desa Lubuk Antuk, Kecamatan Hulu Gurung, hampir seluruh masyarakatnya memilih menjadi petani. Yah salah satu desa yang cukup fenomenal di Kabupaten Kapuas Hulu,  Provinsi Kalimantan Barat. Kerja keras masyarakat didampingi pemerintah yang dalam waktu relatif singkat telah berhasil menjadikan Lubuk Antuk menjadi desa swasembada pangan di Kabupaten yang miliki 25 kecamatan, 208 desa dan 547 dusun ini.

“Kurang lebih 80 persen masyarakat sini petani dan pekebun, selebihnya baru PNS dan pedagang. Sektor pertanian memang sudah dari dulu digeluti masyarakat,  tinggal generasi sekarang meneruskan saja,” kata Mahidin, Kepala Desa Lubuk Antuk, Kecamatan Hulu Gurung, Kabupaten Kapuas Hulu.

Berkomitmen untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi di desa ini, warga bersama pemerintah terus mengembangkan potensi lahan yang dimiliki desa. Apalagi menanam padi merupakan pekerjaan yang sudah turun temurun dilakoni masyarakat di desa ini. Secara tradisi, mereka sudah terbiasa dengan pertanian. “Dengan adanya lumbung pangan, masyarakat bertani kini bukan hanya untuk persediaan sendiri saja tetapi mereka sudah mengejar untuk dijual,” ungkap Mahidin.

Sektor Pertanian memang berperan penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Keberhasilan sektor pertanian adalah syarat mutlak agar kebutuhan hidup manusia di bidang pangan terpenuhi. Tentu saja dengan meningkatkan program-program pembangunan yang mengarah pada sektor pertanian. Kondisi inilah yang dipahami masyarakat Lubuk Antuk dengan menjadikan desa mereka sebagai sumber pangan daerah.

Baca :  Produk Perikanan Sultra Tembus AS dan Thailand

“Boleh dikatakan Lubuk Antuk ini memang sejak nenek moyang mereka dulu sudah pertanian menetap pada lahan sawah, tinggal tahun 80’an ke atas ini kita lakukan pengembangan. Jadi memang dari awal mereka sudah bersawah secara berkelompok tinggal kita menata memberikan penyuluhan, saya ini sudah generasi keberapa di sini, soalnya dari dulu jiwanya sudah di situ,” kata Dedi Susanto, Penyuluh Pertanian Desa Lubuk Antuk, Kecamatan Hulu Gurung, Kabupaten Kapuas Hulu.

Pemerintah melalui para penyuluh pertanian terus mengembangkan berbagai tehnologi untuk meningkatkan produksi dan keterampilan petani di desa ini.  Perlindungan lahan juga mendapat perhatian karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak yang wajib dilindungi. Terbukti kini, Desa Lubuk Antuk menjadi salah satu lumbung padi di Kalimantan Barat.

“Pertama kita merubah prilaku masyarakat, khususnya petani dari yang tidak mau menjadi mau, sampai mereka bisa menerima sistem tani modern yang kita terapkan tapi memang perlu waktu lama. Kini mereka sudah terbuka, akses mereka terbuka kita tinggal masuk untuk pengembangan,” kata Dedi Susanto.

Kemajuan sektor pertanian di desa Lubuk Antuk juga tidak terlepas dari peran kelembagaan yang menjadi perpanjangan tangan pemerintah. Baik dalam inovasi alat dan mesin pertanian yang memenuhi kebutuhan petani maupun dalam pemberdayaan masyarakat. Lembaga-lembaga ini berfungsi untuk menilai respon sosial, ekonomi masyarakat terhadap inovasi teknologi dan melakukan penyesuaian dalam pengambilan kebijakan mekanisasi pertanian.

“Dulu masyarakat di sini pernah persediaan padi mereka disimpan di rumah atau kujuk bahasa kita di sini, itu tidak dijual-belikan bahkan pendapat mereka waktu itu tidak boleh atau pantang menurut kebiasaan sehingga banyak padi yang rusak. Maka dengan adanya penyuluhan maka masyarakat itu langsung tergerak karena diberi support oleh pemerintah, dan kini Lubuk Antuk jadi tumpuan untuk lumbung pangan,” ungkap Iwan Setiawan, Camat Hulu Gurung, Kabupaten Kapuas Hulu.

Baca :  KKP Genjot Transformasi Pelabuhan Perikanan Jadi Etalase Ekonomi yang Aman dan Modern

Sektor pertanian tentu saja masih menjadi tumpuan harapan tidak hanya dalam upaya menjaga ketahanan pangan nasional tetapi juga dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan masyarakat dan penyumbang devisa bagi negara. Maka dari itu, kegiatan usaha tani memang mesti dilakukan dengan seefektif dan seefisien mungkin.

“Dengan bantuan alat kita bisa begerak cepat, misalnya dulu tanamnya hanya satu kali setahun, kini kita bisa dua sampai tiga kali setahun dengan bantuan mesin. Kita juga jadi semangat, waktu dulu sebelum penggunaan alat kalau ubinan itu rata-rata paling tinggi 0,3 tapi sekarang sudah meningkat dari tahun ke tahun sekitar 5 sampai 6 lebih bahkan sekarang capai 8 ton sekali panen,” kata Sukirman, Ketua Kelompok Tani Jaya Murni Desa Lubuk Antuk.

Kerja sama pemerintah dengan petani yang selama ini terjalin terbukti mampu meningkatkan produksi beras di desa Lubuk Antuk. Kini pertanian sudah menjadi salah satu sektor andalan perekonomian masyarakat desa setempat. “Kehidupan ekonomi masyarakat sudah lebih meningkat, dulu mereka bertani hanya mengejar kebutuhan sendiri tapi kini masyarakat sudah berpikir ke bisnis,” timpal Mahidin, Kepala Desa Lubuk Antuk, Kecamatan Hulu Gurung, Kabupaten Kapuas Hulu. (deL/02)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 1877 kali