KalbarOke.com – TNI Angkatan Darat (TNI AD) menduga adanya upaya sabotase terhadap jembatan Bailey yang dibangun pemerintah di wilayah terdampak bencana di Aceh. Dugaan tersebut mencuat setelah ditemukan sejumlah baut jembatan yang sengaja dilepaskan, sehingga berpotensi membahayakan keselamatan masyarakat.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengungkapkan kemarahannya atas insiden tersebut saat memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Ia menegaskan bahwa pencopotan baut jembatan bukan sekadar tindakan pencurian, melainkan bentuk sabotase terhadap fasilitas vital masyarakat.
“Ini sangat mengorbankan masyarakat. Jembatan itu dibangun untuk membantu aktivitas warga dan mempercepat penyaluran bantuan pascabencana,” tegas Maruli.
Berdasarkan dokumentasi yang ditunjukkan KSAD, aksi pelepasan baut terjadi di Jembatan Bailey yang berlokasi di Desa Teupin Mane, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Aceh. Jembatan tersebut memiliki peran strategis sebagai penghubung sementara antarwilayah yang sebelumnya terputus akibat banjir dan longsor pada akhir November lalu.
Jembatan Bailey di Teupin Mane mulai dioperasikan pada 18 Desember 2025 dan sejak itu menjadi jalur utama mobilitas warga serta distribusi logistik bantuan kemanusiaan. Kerusakan akibat dugaan sabotase dinilai dapat menghambat pemulihan wilayah terdampak bencana.
Saat ini, TNI AD mencatat sebanyak 12 jembatan Bailey telah terpasang di berbagai lokasi terdampak bencana. Selain itu, enam jembatan masih dalam proses pemasangan, sementara 14 jembatan lainnya tengah dalam perjalanan menuju lokasi-lokasi yang membutuhkan.
TNI AD menegaskan akan meningkatkan pengamanan dan melakukan penelusuran lebih lanjut untuk mengungkap pihak-pihak yang bertanggung jawab atas dugaan sabotase tersebut. (*/)






