Pentingnya Lestarikan Budaya, Wagub Krisantus Buka Festival Paradje’ Pesaka Negeri XVII di Sanggau

Pentingnya Lestarikan Budaya, Wagub Krisantus Buka Festival Paradje’ Pesaka Negeri XVII di Sanggau. (Foto: Adpim)

Perkuat Identitas, Festival Paradje’ Digelar di Sanggau

KalbarOke.Com – Festival Budaya Paradje’ Pesaka Negeri XVII Tahun 2025 resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, di Halaman Keraton Surya Negara, Sanggau.

Acara ini mengusung tema “Melayu Beradat, Sanggau Bertuah” dan menjadi wujud komitmen Pemprov Kalbar bersama masyarakat dalam menjaga serta merayakan kekayaan budaya Melayu.

Festival ini bukan sekadar perayaan, melainkan upaya strategis untuk melestarikan warisan budaya di tengah dinamika pembangunan.

“Festival ini bukan sekadar perayaan budaya, melainkan ruang edukasi dan refleksi bersama agar masyarakat semakin menyadari pentingnya melestarikan warisan budaya yang kita miliki,” ujar Wagub Krisantus.

Baca :  Wagub Krisantus: Dayak dan Melayu Sambut Semua Saudara, Kalbar Harus Tanggalkan Label 'Asli' atau 'Pendatang'

Festival WBTb dan Harapan untuk Multi-etnis

Sejak ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada 2018, Festival Paradje’ terus menampilkan beragam kegiatan menarik, mulai dari ritual adat, perlombaan seni, olahraga tradisional, hingga pasar rakyat.

Melihat keberagaman yang ada di Kalbar, Wagub Krisantus berharap festival serupa dapat dikembangkan lebih besar lagi di masa mendatang. “Jangan jadikan perbedaan sebagai pertentangan, tetapi sebagai kekuatan untuk persatuan,” pesannya.

Baca :  Longsor di Sanggau: Bocah 8 Tahun Meninggal Tertimbun Saat Bermain di Tepian Sungai Tayan Hulu

Manfaat Festival untuk Sanggau

Bupati Sanggau, Yohanes Ontot, menambahkan bahwa Festival Paradje’ memiliki banyak manfaat. Di antaranya adalah melestarikan dan mempromosikan budaya Melayu, meningkatkan rasa bangga masyarakat, menarik wisatawan, serta memperkuat kerukunan antar etnis, khususnya antara suku Dayak dan Melayu.

Ia juga menekankan pentingnya festival ini untuk mendorong generasi muda agar lebih mengenal dan mencintai budayanya sendiri, sehingga terhindar dari pengaruh negatif di era digital.