Gelombang Migrasi dari Perbatasan: Potret Pekerja Migran Asal Kalimantan Barat

Gelombang Migrasi dari Perbatasan: Potret Pekerja Migran Asal Kalimantan Barat. (Foto: Facebook/UPT BP3MI Kalbar)

KalbarOke.Com – Kalimantan Barat, provinsi yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, menjadi salah satu kantong utama pengiriman pekerja migran di Indonesia. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tren menarik tentang profil para pekerja migran asal Kalbar.

Mereka tidak hanya berperan sebagai penopang ekonomi keluarga, tetapi juga menyumbang devisa yang signifikan bagi negara.

Tujuan Utama: Malaysia dan Brunei Darussalam
Mayoritas pekerja migran asal Kalimantan Barat memilih Malaysia sebagai tujuan utama mereka. Kedekatan geografis, kemiripan bahasa, dan kemudahan akses melalui jalur darat menjadi faktor pendorong utama.

Selain Malaysia, Brunei Darussalam juga menjadi tujuan favorit lainnya bagi para pekerja migran Kalbar, meskipun dalam jumlah yang lebih kecil. Mereka umumnya bekerja di sektor konstruksi, perkebunan kelapa sawit, manufaktur, dan sebagai pekerja rumah tangga.

Baca :  Menag Ungkap Alasan Transisi Haji 2026 ke BP Haji Belum Bisa Jalan!

Usia Produktif Mendominasi
Data BPS mengungkapkan bahwa sebagian besar pekerja migran Kalbar berada pada usia produktif. Mayoritas dari mereka berusia antara 25 hingga 40 tahun. Rentang usia ini mencerminkan tingginya angka pencari kerja yang beralih ke luar negeri untuk mencari peluang yang lebih baik, terutama setelah menyelesaikan pendidikan atau membangun keluarga.

Namun, tidak jarang juga ditemukan pekerja migran yang usianya di bawah 25 tahun, yang seringkali berasal dari desa-desa perbatasan dengan motivasi mencari pengalaman kerja dan penghidupan yang lebih layak.

Tantangan dan Peluang
Meski menawarkan harapan ekonomi, kehidupan sebagai pekerja migran juga penuh tantangan. Isu-isu seperti upah yang tidak sesuai, kondisi kerja yang kurang layak, hingga status hukum yang tidak jelas masih sering dialami.

Baca :  Jejak Geologi Sungai Terpanjang di Indonesia Bakal Terkuak! PGWI Kapuas Gelar Geotalk Perdana di Pontianak

Di sisi lain, kehadiran mereka memberikan dampak positif bagi perekonomian Kalbar. Uang kiriman (remitansi) dari para pekerja migran menjadi salah satu sumber pendapatan penting yang digunakan untuk membangun rumah, membiayai pendidikan anak, dan memulai usaha kecil di kampung halaman.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bersama instansi terkait terus berupaya memberikan perlindungan dan edukasi bagi para calon pekerja migran, mulai dari proses pemberangkatan yang legal hingga pembekalan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja di negara tujuan.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang profil demografi dan tantangan yang dihadapi, diharapkan kebijakan yang dibuat dapat lebih efektif dalam melindungi dan memberdayakan para pahlawan devisa asal Kalbar ini. (ai/01)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 241 kali