KalbarOke.Com – Isu transmigrasi kembali menjadi sorotan setelah Herzaky Mahendra Putra, Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko Infra), menegaskan bahwa program transmigrasi saat ini berbeda dari yang dulu. Herzaky menyatakan tidak ada rencana untuk mendatangkan transmigran baru ke Kalimantan, termasuk Kalimantan Barat (Kalbar).
“Transmigrasi itu adalah program yang bersifat sukarela. Tidak bisa dilakukan jika tidak ada permintaan dari pemerintah setempat,” ujar Herzaky saat menghadiri acara di Pontianak, Rabu (6/8/25).
Ia menambahkan, saat ini tidak ada permintaan dari pemerintah daerah di Kalbar untuk mendatangkan transmigran dari luar. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak salah kaprah terkait program transmigrasi yang dikesankan sebagai pemindahan penduduk besar-besaran.
Alih-alih memindahkan penduduk, fokus pemerintah kini adalah merevitalisasi kawasan transmigrasi yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu, seperti di Bengkayang, Kubu Raya, dan Sambas. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat transmigran yang masih menghadapi tantangan ekonomi.
Untuk mendukung program ini, pemerintah akan mengirimkan tim peneliti, termasuk mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, untuk mengkaji kebutuhan dan potensi di setiap kawasan.
“Peneliti akan datang, bukan untuk menjadi transmigran, tapi untuk meneliti apa yang menjadi kebutuhan dan kekuatan dari daerah-daerah itu,” tegas Herzaky.
Hasil penelitian ini akan digunakan sebagai dasar bagi pemerintah untuk memberikan intervensi yang tepat, seperti bantuan optimalisasi perkebunan, pengembangan pariwisata, atau pemenuhan kebutuhan dasar seperti sanitasi.
Herzaky berharap, program ini bisa menjadikan kawasan transmigrasi sebagai sumber ekonomi baru yang berkelanjutan. Program revitalisasi ini sudah mulai berproses sejak tahun ini, namun pelaksanaannya akan bertahap dan disesuaikan dengan ketersediaan anggaran. (aw/01)
Artikel ini telah dibaca 68 kali