Hitung Mundur Nasib Langsat Punggur

KUBU RAYA, KB1 – HASILNYA cukup menjanjikan. Hampir Rp1 miliar per hektar untuk sekali panen. Sayangnya, tidak banyak lagi petani yang bisa menikmati rezeki tahunan itu. Produksi merosot karena tanaman semakin menua. Ada juga yang malah terlantar setelah lahannya berpindah tangan ke penduduk luar. Ironi itu membayangi nasib langsat punggur.

“Ada yang meraih hingga Rp900 juta dari panen langsat di Punggur,” kata pengusaha agribisnis Kalimantan Barat, Andreas Acui Simanjaya, beberapa waktu lalu.

Langsat merupakan buah lokal primadona Kalimantan Barat, selain durian dan jeruk. Sentra produksi langsat berada di Desa Punggur dan wilayah di sekitarnya. Desa Punggur berada di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Langsat punggur sangat terkenal karena berkulit tipis, berbiji kecil dan berasa manis-segar.

Harga buah musiman tersebut  bervariasi, bergantung pasokan dan panennya raya. Kisarannya Rp7 ribu hingga Rp25 ribu setiap kilogram.  Buah sejenis duku ini juga dipasarkan ke Jawa hingga Malaysia. Harga langsat di pasaran itu sejatinya tak berbanding lurus dengan kenaikan pendapatan petani. Perbaikan harga disebabkan persediaan buah yang terbatas akibat berkurangnya produksi.

Baca :  Pemerintah Tancap Gas Deregulasi Impor, Wamenkeu: Pengawasan Lebih Cepat, Biaya Logistik Lebih Murah

“Hanya segelintir petani yang bisa menikmati keuntungan,” lanjut Acui, yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Pontianak ini.

Kejayaan komoditas ini pun dikhawatirkan memudar akibat penurunan produksi. Sebab, kebun-kebun langsat di Punggur mulai diincar para pengembang untuk dijadikan kawasan perumahan.  “Kebun saya pernah ditawar Rp300 juta untuk satu  hektar,” ungkap Acui yang memiliki tiga hektar kebun langsat di Punggur.

Selain di Punggur, langsat juga terdapat di beberapa wilayah di Kubu Raya dan kawasan pinggiran Kota Pontianak. Namun, ratusan hektare kebun langsat itu telah lama berubah menjadi lokasi perumahan dan properti lainnya.

Baca :  Sri Mulyani Tegaskan Komitmen Indonesia pada AIIB: Dorong Inovasi Pembiayaan dan Infrastruktur Hijau

Kondisi ini bisa dilihat, antara lain di kawasan Sungai Raya Dalam, Parit Haji Husin dan beberapa wilayah di Kecamatan Sungai Kakap. Cepat atau lambat, Punggur bisa saja bernasib serupa, mengingat pesatnya pembangunan perumahan saat ini. Data Pemerintah Kabupaten Kubu Raya menyebut terdapat 1.500 unit rumah yang dibangun  setiap tahun di wilayah mereka.

“Komplek perumahan pun mulai dibangun di wilayah skunder C, Desa Rasau Jaya I,” ujar Abu Mas’ud, warga Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya.

Sebagai kawasan penyangga Pontianak, wilayah Kubu Raya menjadi kawasan potensial untuk digarap. Itu sebabnya, pembangunan proverti juga menyasar ke wilayah hasil pemekaran Kabupaten Mempawah tersebut. Pembangunan itu pun bakal terus berlanjut, untuk menopang kebutuhan Kota Pontianak yang lahannya terbatas. Lantas, bagaimana nasib langsat punggur? (Re/01)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 2276 kali