Indonesia Perkuat Kerja Sama dengan AIIB, Dorong Investasi Rp248 Triliun Proyek Infrastruktur

Wamenkeu Thomas Djiwandono bertemu AIIB di Washington D.C. untuk memperkuat kerja sama strategis senilai US$16 miliar (Rp248 triliun). Foto: Kemenkeu RI

KalbarOke.com — Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono mengadakan pertemuan bilateral dengan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) di sela-sela Pertemuan Tahunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) 2025, Rabu (15/10). Pertemuan tersebut menandai langkah strategis dalam memperkuat kerja sama pendanaan infrastruktur antara Indonesia dan AIIB, dengan nilai proyek mencapai lebih dari US$16 miliar (Rp248 triliun).

Dalam pertemuan itu, Thomas menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan melalui pembangunan infrastruktur yang berdampak langsung pada masyarakat.

“Pemerintah telah menyiapkan pipeline proyek senilai lebih dari US$16 miliar yang sejalan dengan prioritas nasional, termasuk ketahanan pangan, energi, dan pengembangan modal manusia. Kami berkomitmen menciptakan iklim investasi yang kondusif dengan skema pembiayaan inovatif agar tidak membebani APBN,” ujar Thomas Djiwandono.

Thomas juga mengungkapkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,4% pada 2026, dengan skenario optimistis mencapai 5,8%, yang memerlukan realisasi investasi asing langsung hingga US$50 miliar (Rp775 triliun).

Baca :  Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Berantas Korupsi dan Tegakkan Hukum Tanpa Pandang Bulu

Sementara itu, pihak AIIB menyambut baik strategi Indonesia. Manager AIIB, Toshiaki Keicho, mengatakan lembaganya siap mendukung percepatan proyek-proyek prioritas nasional.

“Kami telah menjadwalkan persetujuan dua proyek utama, yakni Three Diamond Hospital di Jakarta dan Proyek Pengelolaan Sampah Padat Terpadu di 10 kota, pada 30 Oktober 2025. Selain itu, kami tengah menyiapkan skema Climate Policy-Based Financing (CPBL) untuk memperkuat agenda hijau Indonesia,” jelas Keicho.

AIIB menilai portofolio kerja sama dengan Indonesia senilai US$16 miliar — yang mencakup 33 proyek strategis — merupakan salah satu yang terbesar dalam sejarah kemitraan bank tersebut.

Pengelolaan sampah padat menjadi salah satu fokus utama diskusi. Thomas menegaskan bahwa Kementerian Keuangan akan melibatkan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebagai pelaksana utama proyek tersebut guna memastikan efektivitas pembiayaan dan dampak lingkungan yang berkelanjutan.

Baca :  Puluhan Bangunan Liar di Kolong Rel Mangga Besar dibongkar, Warga Kebingungan Cari Nafkah

Selain itu, kedua pihak juga membahas dua proyek besar nasional, yaitu kereta cepat Jakarta–Surabaya dan pembangunan Giant Sea Wall sebagai perlindungan pesisir utara Jawa dari ancaman perubahan iklim. AIIB menyatakan minatnya untuk terlibat sejak tahap awal melalui pendekatan gabungan antara infrastruktur hijau dan abu-abu.

Sebagai penutup, Indonesia dan AIIB sepakat memperkuat koordinasi serta mempercepat realisasi proyek-proyek strategis yang memiliki dampak luas terhadap masyarakat.

“Kami akan memprioritaskan proyek-proyek dengan dampak signifikan bagi ekonomi dan lingkungan serta mendorong partisipasi sektor swasta. Kolaborasi ini diharapkan mempercepat pembangunan infrastruktur berkualitas dan memperkuat fondasi ekonomi Indonesia yang berkelanjutan,” tutup Thomas Djiwandono. (*/)