KalbarOke.Com – Infrastruktur jalan di Kubu Raya terancam rusak parah akibat maraknya angkutan sawit yang melebihi batas muatan. Menanggapi kondisi ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kubu Raya mengambil langkah strategis dengan mengatur tonase kendaraan angkutan sawit.
Pemkab Kubu Raya Serius Tangani Masalah Jalan Rusak
Bupati Kubu Raya, Sujiwo, menyoroti masalah angkutan sawit yang sering kali membawa muatan hingga 12 ton, padahal spesifikasi jalan yang dibangun hanya untuk kualitas menengah.
“Kalau kualitas jalan menengah dihajar dengan angkutan-angkutan berat, ya pasti cepat hancur,” tegas Sujiwo dalam pertemuan dengan kepala desa se-Kecamatan Kuala Mandor B dan Sungai Ambawang, Selasa (2/9).
Pertemuan yang juga dihadiri jajaran Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan Dinas Pekerjaan Umum ini menunjukkan keseriusan Pemkab dalam menjaga daya tahan infrastruktur.
Sujiwo mengajak semua pihak untuk lebih peduli terhadap kondisi jalan yang menjadi akses vital bagi masyarakat.
Solusi Toleransi dan Batasan Rasional
Pemerintah tidak berniat melarang aktivitas pengangkutan hasil kebun, melainkan hanya meminta adanya batasan tonase yang rasional. “Kami tidak melarang itu digunakan, tetapi tolong ada batasan-batasan tonase,” ujarnya.
Sebagai contoh, Sujiwo menyarankan agar kendaraan seperti pikap digunakan untuk mengangkut muatan 5 hingga 6 ton dengan sistem “dilangsir” atau diangkut secara bertahap.
Meskipun memahami prinsip ekonomi para pengusaha yang ingin menekan biaya, Sujiwo menekankan pentingnya toleransi demi kepentingan bersama.
“Prinsip ekonomi itu wajar: biaya semurah-murahnya untuk keuntungan sebesar-besarnya. Tapi tolonglah dalam hal ini ada toleransi,” pungkasnya.
Langkah ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk menyeimbangkan antara aktivitas ekonomi dan pemeliharaan infrastruktur publik di Kubu Raya.
