KalbarOke.Com – Kota Pontianak kini menjadi pusat perhatian akademisi Islam se-Borneo. Sebanyak 11 perguruan tinggi internasional berkumpul dalam Konferensi Antarbangsa Islam Borneo (KAIB) XVI yang diselenggarakan oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak.
Forum strategis ini bertujuan memperkuat kolaborasi akademik dan membahas isu-isu keislaman di kawasan tersebut.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menyambut hangat kedatangan para delegasi dari berbagai negara, termasuk Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, bahkan Jerman. Dalam sambutannya, ia memperkenalkan kekhasan Pontianak sebagai Kota Khatulistiwa.
Pontianak, Kota Khatulistiwa dan Seribu Warung Kopi
“Pontianak dikenal sebagai Kota Khatulistiwa, tempat di mana matahari tepat berada di atas kota pada 21–23 Maret dan 21–23 September. Momen ini kita rayakan dengan Festival Kulminasi,” ujar Edi Kamtono saat malam ramah tamah di Aula Rumah Jabatan Wali Kota pada Rabu (10/9/2025).
Edi juga menyoroti keragaman Pontianak sebagai kota heterogen dengan populasi hampir 700 ribu jiwa.
Mayoritas penduduknya adalah muslim, dan kota ini dikenal dengan julukan Kota Seribu Warung Kopi sebagai pusat interaksi sosial masyarakat. Ia berharap, kehadiran peserta KAIB XVI dapat memberikan kesan mendalam meskipun dalam musim hujan.
Harapan dari Perwakilan Universitas dan Penyelenggara
Kegembiraan juga disampaikan oleh Rektor Universiti Teknologi MARA (UiTM) Cawangan Sarawak, Firdaus Abdullah. Ia mengungkapkan bahwa delegasi dari Sarawak adalah yang terbanyak, terdiri dari lebih dari 30 staf, dosen, dan mahasiswa.
“Alhamdulillah, kehadiran kami terasa istimewa karena Sarawak termasuk penggagas awal forum yang kini telah berkembang menjadi KAIB ke-16 ini,” kata Firdaus.
Ia menekankan pentingnya tindak lanjut dari setiap resolusi konferensi. Menurutnya, forum ini tidak hanya boleh berhenti pada diskusi, tetapi harus menghasilkan manfaat nyata bagi masyarakat.
Sementara itu, Rektor IAIN Pontianak, Syarif, menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya acara ini.
Ia menjelaskan bahwa KAIB XVI diikuti oleh 11 perguruan tinggi mitra, seperti Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) dari Brunei Darussalam, serta UiTM Cawangan Sarawak dan UiTM Cawangan Sabah dari Malaysia.
“Forum ini menjadi ruang strategis untuk memperkuat kerja sama akademik dan membahas isu-isu keislaman serta kebangsaan di Borneo,” pungkas Syarif.
Artikel ini telah dibaca 32 kali