Kasus TB di Pontianak Capai 1990 Pasien Tahun 2025: Batuk Lebih 2 Minggu? Segera Periksa

Kasus TB di Pontianak Capai 1990 Pasien Tahun 2025: Batuk Lebih 2 Minggu? Segera Periksa. (Ilustrasi: AI)

KalbaOke.Com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pontianak mencatat angka kasus Tuberkulosis (TB) yang signifikan sepanjang tahun 2025. Berdasarkan data terbaru, total 1990 kasus pasien TB telah terdeteksi di Kota Pontianak, dengan 179 kasus di antaranya berasal dari Kecamatan Pontianak Timur.

Tingginya angka ini mendorong Dinkes untuk mengimbau masyarakat agar aktif dalam pencegahan dan deteksi dini.

Imbauan ini disampaikan oleh Kepala Dinkes Kota Pontianak, Saptiko, pasca peresmian Launching Kelurahan Siaga TB, Kegiatan Skrining TB “Ketuk 1000 Pintu,” dan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Bersama di UPT Puskesmas Tanjung Hulu, Sabtu (4/10/2025).

Kenali Gejala dan Akses Pengobatan TB Gratis

Saptiko menekankan bahwa peran aktif masyarakat sangat krusial, terutama dalam mengenali gejala dan memastikan pasien menyelesaikan pengobatan.

Baca :  Remaja 17 Tahun Ditangkap Usai Curi Motor di Kubu Raya: Terancam Hukuman Pidana

“Apabila ada keluarga atau masyarakat yang menderita batuk berdahak lebih dari 2 minggu, diimbau untuk segera periksakan ke Fasilitas Kesehatan terdekat,” tegas Saptiko.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan apakah batuk tersebut merupakan kasus TB. Kabar baiknya, Dinkes memastikan bahwa jika terdeteksi mengidap TB, pasien akan segera diobati dan pengobatannya diberikan secara gratis.

“Semakin banyak yang ditemukan penderitanya, semakin banyak dan cepat yang diobati. Mohon bantuannya untuk memonitor pasien TB agar mengonsumsi obat 6 bulan teratur hingga sembuh,” tambahnya.

Cegah TB dan DBD: Kebersihan Lingkungan Jadi Kunci Utama

Selain TB, Dinkes Pontianak juga mengingatkan warga untuk mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Tercatat, hingga tahun 2025, terdapat 70 kasus DBD di Kota Pontianak.

Baca :  Pembukaan Rute Bus Langsung Singkawang-Kuching Dibahas Kementerian Pengangkutan Sarawak

Kasus DBD ini, menurut Saptiko, seringkali meningkat menjelang akhir tahun, sesuai dengan siklus musim penghujan atau kemarau panjang. Pencegahan utama ditekankan pada kebersihan lingkungan.

“Untuk kasus DBD, tolong menjaga kebersihan lingkungan rumah masing-masing, sehingga tidak ada wadah penampungan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk,” jelasnya.

Senada dengan Dinkes, Camat Pontianak Timur M. Akif berharap program ini dapat menekan angka kasus TB dan DBD. Ia juga mengimbau masyarakat untuk turut serta melaporkan orang di sekitarnya yang mengidap TB ke Fasilitas Kesehatan.

“TB bisa sembuh, jangan ditakuti tapi diobati secara rutin. Mari kita sama-sama cegah penyakit ini. Selain itu, kita juga harus memberantas sarang nyamuk dengan menjaga kebersihan lingkungan,” tutup Akif.