Kembangkan Perikanan Modern di Pulau Terluar, 500 SDM Dilatih dan Inovasi Baru Lahir

Ilustrasi Kerja sama KKP dan JICA selama empat tahun sukses melatih lebih dari 500 SDM perikanan di enam pulau terluar Indonesia. Program ini hasilkan inovasi, teknologi modern, dan dokumen strategis untuk pengelolaan perikanan berkelanjutan. Foto: HUMAS BPPSDM KP

KalbarOke.com — Kolaborasi antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Japan International Cooperation Agency (JICA) membuahkan hasil nyata dalam pengembangan sektor perikanan di wilayah pulau-pulau terluar Indonesia.

Selama empat tahun terakhir, kerja sama ini berhasil melatih lebih dari 500 sumber daya manusia (SDM) serta menghasilkan berbagai inovasi teknologi dan dokumen strategis untuk memperkuat tata kelola perikanan nasional.

Keberhasilan tersebut dipaparkan dalam kegiatan “Ekspose Hasil dan Pembelajaran JICA Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) Project” yang digelar di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta, Kamis (9/10). Proyek ini telah berjalan sejak 2021 di enam lokasi SKPT, yaitu Natuna, Sabang, Moa, Saumlaki, Morotai, dan Biak.

Fokus pada Pembangunan SDM dan Tata Kelola

Proyek bertajuk Promoting Sustainable Fisheries Development in the Outer Islands of Indonesia ini menitikberatkan pada penguatan kapasitas SDM, kelembagaan, dan tata kelola perikanan.

Selama periode pelaksanaan, lebih dari 500 peserta mengikuti pelatihan teknis dan manajerial — baik di dalam negeri maupun di Jepang — dengan total penerima manfaat tidak langsung mencapai lebih dari 1.000 orang.

Baca :  Legalisasi Zonasi Karbon Biru untuk Mitigasi Iklim dan Sejahterakan Pesisir

“Pelatihan ini tidak hanya mentransfer teknologi dari Jepang, tetapi juga membangun sistem pengelolaan yang adaptif dan berkelanjutan di SKPT. Kolaborasi lintas pihak menjadi kunci agar SKPT berfungsi optimal,” ujar Kepala BPPSDM KP I Nyoman Radiarta, di Jakarta, Jumat (10/10).

Jepang Apresiasi Keberhasilan Indonesia

Perwakilan JICA, Inoue Yumiko, mengapresiasi kuatnya kemitraan antara Indonesia dan Jepang yang tetap produktif meski menghadapi tantangan pandemi. Ia berharap model pengembangan SDM yang dibangun melalui proyek ini dapat diadopsi secara nasional oleh SKPT lainnya.

Lahirkan Inovasi dan Teknologi Baru

Menurut Lilly Aprilya Pregiwati, Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, proyek ini dijalankan dalam tiga tahap sejak April 2021 hingga Oktober 2025.

Kegiatan pelatihan dilakukan bersama UPT pelatihan di Medan, Ambon, dan Tegal, mencakup penguatan keterampilan penangkapan ikan, pengolahan hasil perikanan, hingga manajemen koperasi nelayan.

Sejumlah inovasi di lapangan pun lahir dari proyek ini, seperti: Penerapan teknologi Ikejime untuk menjaga mutu ikan ekspor, Penggunaan electric winch dan underwater lamp untuk efisiensi penangkapan, Peningkatan kemampuan perawatan kapal di Moa, serta Pengembangan rumah pengering ikan di Sabang.

Baca :  Empat Penerbang TNI AU Sukses Solo Flight Jet Tempur Dassault Rafale di Prancis

Selain itu, proyek ini juga menghasilkan dokumen penting seperti Operation and Management Manual, Human Resource Development Plan, dan modul pelatihan nasional yang siap diimplementasikan di seluruh SKPT Indonesia.

Dorong Kemandirian Nelayan Pulau Terluar

Sebagai bagian dari rangkaian Bulan Bakti Kelautan dan Perikanan dalam peringatan HUT ke-26 KKP, kegiatan ini juga menampilkan pameran produk olahan hasil pelatihan dari enam SKPT.

Produk unggulan seperti snack ikan tenggiri, sambal tuna yellowfin khas Aceh, abon ikan, hingga cumi kering khas Natuna turut dipamerkan.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa penguatan SDM di wilayah pulau terluar adalah kunci bagi kemajuan sektor perikanan nasional.

“Dengan sumber daya manusia yang terampil dan teknologi yang tepat, perikanan Indonesia akan semakin berdaya saing, modern, dan berkelanjutan,” tegasnya. (*/)