Diduga Keracunan MBG: Puluhan Pelajar Landak Dilarikan ke Klinik, SPPG Nonaktifkan Dapur

Diduga Keracunan MBG: Puluhan Pelajar Landak Dilarikan ke Klinik, SPPG Nonaktifkan Dapur. (Foto: Hendri Marcelleno)

KalbarOke.Com – Puluhan pelajar dari Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta Persekolahan Maniamas Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, dilaporkan mengalami dugaan keracunan makanan. Kejadian ini terjadi setelah mereka menyantap menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (19/11/2025).

Menyikapi insiden serius ini, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Landak menyampaikan permohonan maaf dan menyatakan keprihatinan yang mendalam.

Hingga Kamis siang (20/11/2025), dilaporkan 53 pelajar masih harus menjalani perawatan intensif di Klinik Utama St. Elisabeth Hungaria Ngabang, sementara sebagian lainnya dirawat di RSUD Landak.

Koordinator Wilayah SPPG Landak, Yohanes Jaja Ria, langsung mendatangi lokasi perawatan para pelajar di Klinik Utama St. Elisabeth Hungaria Ngabang pada Kamis dini hari (20/11/2025).

Dalam keterangannya kepada media, Yohanes menekankan bahwa prioritas utama saat ini adalah keselamatan dan kesehatan para siswa yang terdampak.

“Kami akan tetap melaksanakan SOP, itu yang utama. Tetapi yang paling penting adalah keselamatan, kesehatan, dan penanganan medis bagi anak-anak yang terdampak,” ujarnya.

Sebagai langkah cepat dan awal untuk mengusut penyebab keracunan, SPPG mengambil tindakan tegas dengan menghentikan sementara operasional dapur yang memproduksi makanan tersebut.

Baca :  Diduga Akibat Pencurian Material, Dua Ruko di Belakang Warkop Suka Hati Ambruk Total

“Untuk sementara, Dapur SPPG Hilir Kantor Ngabang II kami hentikan operasionalnya sambil menunggu tindak lanjut dari hasil uji laboratorium sampel makanan,” jelas Yohanes.

Pihak SPPG berharap penuh pada dukungan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Landak serta Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar proses pemeriksaan sampel dapat berjalan cepat dan optimal. Yohanes menjamin bahwa pihaknya akan bersikap transparan dan siap menyampaikan hasil uji laboratorium kepada publik.

Untuk meminimalisir terulangnya insiden serupa di masa depan, Yohanes Jaja Ria menambahkan bahwa pihaknya akan memperketat pengawasan kualitas makanan.

Dia menyebutkan bahwa setiap dapur SPPG, termasuk di Kabupaten Landak, kini telah mulai dilengkapi dengan alat rapid test bahan makanan sebagai langkah pencegahan.

“Per tiga hari lalu, setiap SPPG sudah kedatangan alat rapid test. Ini untuk meminimalisir agar indikasi serupa tidak terjadi lagi,” tegasnya.

Sesuai Prosedur Operasi Standar (SOP) yang baru, makanan yang akan didistribusikan kepada siswa wajib melalui pemeriksaan rapid test terlebih dahulu. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa proses distribusi alat ini masih berlangsung dan beberapa dapur masih dalam tahap uji coba penerapannya.

Saat meninjau langsung kondisi siswa, Koordinator Wilayah SPPG Landak ini kembali menyampaikan permohonan maaf yang mendalam kepada seluruh pihak yang terdampak.

Baca :  Makan Umbut Pucuk Rotan: 6 Orang Kecaruncan, 2 Diantaranya Tewas Diduga Akibat Racun Alami

“Kami mohon kepada semua pemangku kepentingan (stakeholder), terutama pihak Klinik Elisabeth dan RSUD Landak, agar membantu memberikan penanganan medis maksimal. Anak-anak ini adalah prioritas kami,” tuturnya.

Yohanes Jaja Ria berkomitmen penuh untuk meningkatkan standar pengolahan dan pemeriksaan makanan. “Harapan kami, peristiwa seperti hari ini tidak terjadi lagi ke depannya,” pungkasnya.

Ringkasan

• Puluhan pelajar SMA/SMK Swasta Maniamas Ngabang, Landak, diduga keracunan setelah mengonsumsi menu Makanan Bergizi Gratis (MBG).
• 53 pelajar masih dirawat intensif di Klinik Utama St. Elisabeth Hungaria Ngabang dan RSUD Landak hingga Kamis siang.
• SPPG Landak menyampaikan permohonan maaf dan memprioritaskan penanganan medis bagi para siswa.
• Dapur SPPG Hilir Kantor Ngabang II dihentikan operasionalnya sementara waktu sambil menunggu hasil uji laboratorium sampel makanan.
• SPPG berkomitmen untuk bersikap transparan dan akan menyampaikan hasil uji lab kepada publik.
• Sebagai langkah pencegahan, alat rapid test bahan makanan mulai diterapkan di setiap dapur SPPG untuk memperketat pengawasan kualitas sebelum makanan didistribusikan.