Kilang Raksasa Balikpapan Siap Beroperasi 10 November 2025

Dirut Pertamina Simon Aloysius Mantiri saat melaporkan langsung progres proyek strategis dan evaluasi kinerja setahun terakhir kepada Presiden Prabowo di Istana. Foto: tangkapan layar YouTube PonTV

KalbarOke.com — PT Pertamina (Persero) menargetkan proyek strategis nasional Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan di Kalimantan Timur mulai beroperasi pada 10 November 2025. Kilang minyak raksasa ini akan menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi tinggi untuk solar, avtur, hingga gas elpiji (LPG).

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, mengungkapkan hal tersebut usai menghadiri rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta. Ia menyampaikan, kedatangannya untuk melaporkan perkembangan terkini pembangunan kilang Balikpapan serta kinerja Pertamina selama satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo.

“Sesuai informasi yang saya sampaikan di beberapa kesempatan, kita rencananya tanggal 10 November akan mulai running untuk unit transisi di Balikpapan RDMP. Unit ini akan menambah produksi avtur, solar, dan elpiji,” ujar Simon di Jakarta.

Baca :  PN Jakpus Gelar Mediasi Gugatan Rp125 Triliun, Penggugat Minta Gibran Hadir Langsung

Lebih lanjut, Simon menuturkan bahwa unit lanjutan yang memproduksi bensin akan menyusul beroperasi pada Juni 2026. Selain proyek RDMP Balikpapan, Pertamina juga tengah menggarap kilang nafta yang diharapkan dapat memperkuat ketahanan energi nasional.

Dalam kesempatan yang sama, Simon juga akan menyampaikan evaluasi kinerja Pertamina selama satu tahun terakhir. Terutama terkait perbaikan tata kelola dan transformasi bisnis yang menjadi fokus utama perusahaan pelat merah tersebut di bawah pemerintahan Presiden Prabowo.

Baca :  Bisa atau Tidak? Ini Penjelasan Lengkap Soal SK PPPK Paruh Waktu 2025 untuk Kredit Bank

Pembangunan kilang Balikpapan menjadi bagian penting dari strategi Indonesia mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak (BBM), sekaligus memperkuat kapasitas produksi dalam negeri di tengah dinamika global sektor energi. (*/)