KalbarOke.com — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Republik Korea memperkuat sinergi strategis dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) kelautan melalui program beasiswa Korea–Indonesia Ocean Technology Capacity Enhancement Actions (KIOTEC-CEA).
Inisiatif ini merupakan bagian dari aksi resmi United Nations Decade of Ocean Science for Sustainable Development 2021–2030.
Dalam kegiatan terbaru, seminar tesis para awardee magister digelar di Jakarta sebagai bukti nyata kontribusi program ini terhadap penguatan kapasitas riset kelautan. Sebanyak 12 mahasiswa penerima beasiswa memaparkan hasil penelitian mereka, mulai dari isu ekologi pesisir, teknologi penangkapan ikan, hingga oseanografi terapan.
Dukung Pembangunan Kelautan Berkelanjutan
Program KIOTEC dijalankan oleh Korea Institute of Ocean Science and Technology (KIOST) melalui Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC), dan telah melibatkan 40 mahasiswa dari enam perguruan tinggi nasional: ITB, UNDIP, UNHAS, UGM, UNPATTI, dan IPB.
“Beasiswa KIOTEC bukan sekadar program pendidikan, tapi simbol kolaborasi, kepercayaan, dan misi bersama menuju kelautan yang lebih berkelanjutan,” kata Alan F. Koropitan, Kepala Pusat Pendidikan, BPPSDM KP, Senin 4 Agustus 2025.
Para peserta seminar dinilai oleh panel akademisi dari BRIN, perguruan tinggi mitra, dan pakar internasional dari Pukyong National University, Korea Selatan, berdasarkan metodologi, substansi riset, dan relevansinya terhadap tantangan global sektor kelautan.
Kolaborasi Lintas Negara untuk Masa Depan Laut
Direktur MTCRC dan Manajer Proyek ODA, Park Hansan, menegaskan pentingnya kerja sama jangka panjang antarnegara untuk membangun kapasitas ilmu kelautan secara berkelanjutan.
“Kegiatan ini mencerminkan komitmen kami dalam mendukung mahasiswa Indonesia dan membangun kerja sama ilmiah lintas negara di bawah payung UN Ocean Decade,” ujar Park.
Hal serupa disampaikan oleh Mawardi, perwakilan dari Kemenko Marves, yang menekankan pentingnya menjadikan hasil riset mahasiswa sebagai basis pengambilan kebijakan kelautan yang ilmiah dan solutif.
Dorong SDGs dan Ekonomi Biru
Dalam konteks global, kerja sama ini dinilai strategis untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama pada aspek pengelolaan laut yang inklusif, produktif, dan tangguh terhadap perubahan iklim.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan bahwa penguatan kompetensi SDM adalah fondasi keberhasilan ekonomi biru Indonesia, demi menjaga keseimbangan antara ekologi laut, ekonomi rakyat, dan keberlanjutan jangka panjang. (*/)
Artikel ini telah dibaca 46 kali