Kupang Dilanda Cuaca Panas Ekstrem, Suhu Tembus 37 Derajat Celcius

Cuaca panas ekstrem melanda Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, dengan suhu mencapai lebih dari 37 derajat Celcius. BMKG memperingatkan masyarakat agar waspada terhadap dehidrasi dan potensi kebakaran lahan. Foto: tangkapan layar YouTube PonTV

KalbarOke.com — Cuaca panas ekstrem kembali melanda Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, dalam beberapa hari terakhir. Suhu udara di kota ini tercatat mencapai lebih dari 37 derajat Celcius, terutama pada siang hari, membuat warga harus beradaptasi dengan kondisi yang menyengat.

Sejak pagi hingga sore, sinar matahari terasa jauh lebih terik dibanding biasanya. Banyak warga memilih berteduh di bawah pohon atau mempercepat aktivitas luar ruangan agar tidak terlalu lama terpapar panas. Para pekerja lapangan pun harus tetap beraktivitas di bawah suhu tinggi yang melelahkan.

Menurut data BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II NTT, suhu tertinggi di Kota Kupang pada bulan Oktober ini mencapai 37,2 derajat Celcius. Meski terasa panas, BMKG mencatat bahwa angka tersebut belum menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah pengamatan cuaca di wilayah tersebut.

Baca :  Pemerintah dan Dewan Pers Sepakat: Tata Kelola AI Harus Human-Centric, Jurnalis Wajib Pegang Kendali Etika

Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi NTT, Alpin Palute, menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi karena posisi semu matahari sedang berada di selatan garis khatulistiwa. Kondisi langit yang minim awan membuat sinar matahari langsung mengenai permukaan bumi tanpa banyak hambatan.

“Fenomena panas ekstrem ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga beberapa pekan ke depan, terutama di wilayah pesisir dan dataran rendah,” ujar Alpin Palute.

Baca :  Marak Pencurian Kabel Tembaga di Brunei, Polisi Gelar Operasi Besar-besaran di Pusat Daur Ulang

BMKG mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan pada siang hari, serta memperbanyak minum air putih guna mencegah dehidrasi. Selain itu, masyarakat juga diminta waspada terhadap potensi kebakaran lahan akibat udara kering dan angin kencang yang sering terjadi pada siang hari.

Puncak suhu panas ekstrem ini diperkirakan bertahan hingga awal November mendatang. BMKG mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga kesehatan dan menyesuaikan diri dengan kondisi cuaca yang lebih panas dari biasanya. (*/)