Lindungi Penyu dan Cetacea, KKP Galang Aksi Kolaboratif Demi Laut yang Lebih Lestari

Ilustrasi penyu mengarungi laut yang indah dipenuhi terumbu karang

KalbarOke.com – Upaya pelestarian penyu dan cetacea di Indonesia memasuki babak baru. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menginisiasi kolaborasi lintas sektor dalam penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) Konservasi Penyu dan Cetacea 2025–2029, dalam sebuah forum konsultasi publik yang berlangsung di Bali baru-baru ini.

Menggandeng Yayasan WWF Indonesia dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara, kegiatan ini menjadi ajang strategis yang mempertemukan pemerintah pusat dan daerah, akademisi, peneliti dari BRIN, serta organisasi masyarakat sipil. Tujuannya satu: menyusun langkah konkret dan terpadu untuk menyelamatkan spesies laut yang terancam punah.

Beberapa rekomendasi penting yang mengemuka antara lain pembentukan Centre of Excellence (CoE) konservasi penyu di tiga titik strategis, pelatihan intensif bagi tenaga lapangan dalam menangani mamalia laut yang terdampar, serta penyusunan pedoman mitigasi dampak aktivitas manusia terhadap cetacea di pesisir dan laut lepas.

“RAN ini bukan sekadar dokumen, tapi panduan gerak nyata untuk kita semua. Kolaborasi adalah kunci untuk melindungi penyu dan cetacea dari ancaman yang terus meningkat,” ujar Koswara, Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Selasa 2 Juli 2025.

Baca :  KPK Segera Panggil Kembali Khofifah Terkait Kasus Korupsi Dana Hibah Jawa Timur

Sains dan Kearifan Lokal Bertemu

Pentingnya pendekatan berbasis data dan sains juga disorot oleh Ranny R. Yuneni dari WWF Indonesia. Ia menegaskan bahwa perlindungan habitat harus sejalan dengan penguatan kelembagaan lokal, penegakan hukum, serta pemanfaatan teknologi untuk menekan ancaman terhadap populasi penyu dan cetacea.

Menariknya, forum ini juga mengangkat nilai-nilai lokal sebagai kekuatan konservasi. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, Ir. Putu Sumardiana, MP, menekankan filosofi Segara Kerthi dalam ajaran Sad Kerthi sebagai landasan budaya yang mendorong masyarakat Bali untuk menjaga laut sebagai bagian dari harmoni kehidupan.

“Pelestarian laut bukan hanya soal lingkungan, tapi juga spiritualitas dan identitas budaya kami,” tegasnya.

Langkah Nyata Menuju Laut yang Terlindungi

Selama dua hari kegiatan, berbagai tantangan dan peluang dibahas mendalam, termasuk kondisi terbaru populasi penyu dan cetacea, tekanan perubahan iklim, serta strategi pengelolaan kawasan habitat penting. Sesi pembahasan dokumen matriks aksi menjadi momen krusial dalam menyusun indikator, wilayah prioritas, dan pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan aksi.

Baca :  DPR RI Kantongi Nama Calon Dubes Baru, Bukan Muhammad Lutfi!

Direktur Konservasi Spesies dan Genetik, Sarmintohadi, menggarisbawahi pentingnya dukungan luas dari seluruh pemangku kepentingan. Menurutnya, penyu dan cetacea bukan hanya memiliki nilai ekologis, tetapi juga sosial dan budaya yang melekat kuat dalam kehidupan masyarakat pesisir.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan komitmen bersama untuk merampungkan dokumen RAN dan menyusun strategi implementasi di wilayah prioritas. Dokumen ini diharapkan menjadi pijakan penting bagi pelestarian spesies laut secara terintegrasi dan berkelanjutan.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam berbagai kesempatan menegaskan dukungan KKP terhadap target keanekaragaman hayati global melalui penguatan konservasi laut dan perlindungan spesies. Semua ini sejalan dengan prinsip ekonomi biru yang mengedepankan keseimbangan antara keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat pesisir. (r*/)

 

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 123 kali