Pontianak – Gerakan Mahasiswa Pembebasan Wilayah Kalbar menggelar unjuk rasa di Bundaran Tugu Digulis Untan Pontianak, Senin (22/10) Sore. Aksi damai digelar mahasiswa sebagai bentuk keprihatinan terhadap terus memburuknya kondisi ekonomi saat ini.
“Tolak kenaikan harga BBM dan kebijakan ekonomi bodoh ala neoliberal yang membuat rakyat semakin sengsara,” pekik orator.

Mereka menilai keadaan politik, ekonomi dan sosial bangsa semakin tidak sehat. Terutama keterpurukan ekonomi yang semakin menjadi-jadi. Seperti nilai tukar Rupiah yang semakin melemah terhadap Dolar Amerika, pemerintah malah ikut menaikan harga BBM. Belasan orang turun dalam aksi ini, dengan membawa bendera Tauhid serta beragam atribut yang menyatakan kegagalan pemerintah menciptakan kesejahteraan bagi rakyat.
Koordinator Aksi, M. Thoha Jafari mengatakan rata-rata kebutuhan BBM di Indonesia mencapai 1,2 barel perhari. Untuk mencukupi kebutuhan itu, hampir setengahnya harus impor. Dengan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika menembus Rp 15.200. dengan kondisi ini, biaya impor pasti menguras keuangan negara. “Masalah BBM di Indonesia Ibarat benang kusut yang sulit diurai,” ujarnya.
Sulit diurai, lanjut dia, karena pemerintah selalu menggunakan resep ekonomi ala neoliberal. Maka Gerakan Mahasiswa Pembebasan (Gema Pembebasan) menyatakan Sikap tegas bahwa kenaikan harga BBM bukti Presiden Joko Widodo ingkar janji. “BBM dan Dolar naik, bukti rezim Jokowi ingkar janji dan ketidak mampuan pemerintah menciptakan perekonomian yang stabil dan berpihak kepada rakyat,” jelasnya. (Ata)






