PONTIANAK, KBOke –Sebuah pohon besar jenis Angsana yang tumbuh di depan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Kalbar, Jalan Sutan Syahrir diduga sengaja dibakar. Kejadian itu membuat Wali Kota Pontianak, Sutarmidji berang ketika melihat bagian pohon yang terbakar oleh tumpukan sampah yang mengelilingi pohon. Dirinya menduga pohon yang diperkirakan berusia sekitar 10 tahun itu sengaja dibakar, melihat tumpukan bekas dahan dan sampah yang ada disekeliling pohon itu. “Harusnya mereka memberikan contoh yang baik apalagi ini di depan Kantor Kemenag. Harus ditipiring dan sudah ada bukti dahan bekas dipangkas mereka kita ambil sebagai barang bukti,” kesalnya saat meninjau kondisi pohon yang sebagian hangus terbakar, Sabtu (1/10/2016).
Pihaknya akan menjatuhkan sanksi tipiring kepada pelaku pembakar pohon itu, terlebih pohon yang dibakar tersebut sudah tumbuh besar dan butuh waktu cukup lama serta biaya yang tidak sedikit untuk merawatnya.
Diakuinya, sebelumnya, dua hari lalu, ia sudah meminta SKPD terkait untuk segera menangani dan menindaklanjuti terbakarnya pohon di lokasi tersebut. Orang nomor satu di Kota Pontianak ini mengetahui informasi itu dari laporan masyarakat melalui media sosial atau akun twitter miliknya pada tanggal 29 September 2016 lalu. “Saya juga minta kepada jajaran Pemerintah Kota Pontianak, setiap perintah jangan tidak dilaksanakan. Masalah pohon itu bukan masalah sepele karena kita sedang membuat bagaiamana Pontianak ini tetap hijau,” tegasnya.
Tak hanya itu, ia juga meminta pihak Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Kalbar supaya tidak membakar sampah di depan kantor sebagaimana yang dilihatnya ketika meninjau lokasi tersebut. Di depan pagar kantor itu, terlihat sisa tumpukan sampah yang dibakar. “Harusnya kalau ada sampah, jangan dibakar, panggil Dinas Kebersihan, biar mereka yang ambil dan angkut sampah itu,” katanya.
Dengan dimundurkannya pagar Rumah Radakng dan Rumah Melayu yang terletak di Jalan Sutan Syahrir, Sutarmidji menilai space atau lahan yang ada di depan perkantoran sekitarnya bagus untuk dijadikan trotoar sehingga masyarakat bisa bersantai atau menghilangkan lelah sejenak dengan duduk di bawah pohon. “Dengan adanya pohon peneduh dan trotoar di sepanjang jalan ini maka masyarakat juga yang merasakan kenyamanan itu,” pungkasnya.(dik/*)
Artikel ini telah dibaca 2503 kali