Landak  

Makan Baranje’, Simbol Perayaan Besar Adat Dayak Landak: Sajian Khas Dongkrak Peluang UMKM Lokal

Makan Baranje’, Simbol Perayaan Besar Adat Dayak Landak: Sajian Khas Dongkrak Peluang UMKM Lokal. (Foto: IST.)

KalbarOke.Com – Puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Pemerintah Kabupaten Landak pada Senin, 13 Oktober 2025, berlangsung meriah dengan digelarnya tradisi Makan Baranje’. Acara ini diikuti oleh seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta instansi vertikal lainnya, menegaskan persatuan dalam perayaan daerah.

Bupati Landak, Karolin Margret Natasa, turut hadir dan menikmati berbagai hidangan lokal khas yang disajikan dalam tradisi tersebut. Ia menjelaskan bahwa Makan Baranje’ merupakan budaya khas suku Dayak yang secara konsisten dilestarikan, khususnya dalam momen-momen penting daerah.

Menurut Karolin, tradisi Makan Baranje’ secara historis dilakukan saat masyarakat Dayak merayakan acara atau perayaan besar. Kebiasaan ini kini diadopsi oleh Pemerintah Kabupaten Landak sebagai bagian tak terpisahkan dari perayaan HUT daerah.

Baca :  Kejari Landak Musnahkan Ratusan Gram Sabu dan Barang Bukti Kejahatan Lainnya, Komitmen Berantas Narkoba

“Makan Baranje’ ini biasanya kami selenggarakan saat ada acara atau perayaan besar. Setiap perayaan Hari Ulang Tahun Pemerintah Daerah, tradisi ini selalu kita gelar,” ujar Karolin di sela-sela acara.

Dalam perayaan tersebut, setiap OPD membuka stan khusus untuk menyajikan beragam menu tradisional, yang kemudian dapat dinikmati bersama oleh seluruh undangan yang hadir.
Karolin menilai, makanan yang disuguhkan tidak hanya lezat, tetapi juga merefleksikan kekayaan kuliner lokal Kabupaten Landak.

Menu yang disajikan didominasi oleh masakan khas Landak yang otentik. Bupati Landak merinci beberapa di antaranya:

Manok Soleng (Ayam Masak Bambu)
Nasi Tungkus (Nasi yang dibungkus daun simpur)
Sambal Tempoyak (Sambal durian fermentasi)
Pekasam (Ikan fermentasi)
Tengkuyung (Sejenis siput sungai)

Baca :  Kades Tolok Ditahan, Gagal Kembalikan Dana Desa Rp683 Juta yang Diduga Dikorupsi

Tradisi Makan Baranje’ ini dianggap sebagai salah satu bentuk nyata pelestarian budaya lokal sekaligus sarana promosi kuliner daerah.

Lebih lanjut, Karolin Margret Natasa berharap tradisi budaya ini tidak hanya dipertahankan, tetapi juga dikembangkan untuk membuka peluang ekonomi baru bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Landak.

“Ke depan, kami ingin agar menu-menu lokal ini semakin dikenal luas. Bagi masyarakat luar Landak yang ingin mencicipinya, bisa datang langsung ke sini. Ini menjadi peluang usaha yang besar bagi UMKM,” pungkasnya.

Penyelenggaraan tradisi Makan Baranje’ dalam perayaan HUT Kabupaten Landak ini menunjukkan komitmen Pemkab untuk mendongkrak sektor ekonomi kreatif melalui promosi dan pelestarian warisan kuliner daerah.