Jejak Digital Marcella: Polisi Jelaskan Soal HP dan Laptop Guru Muda Serawai Wafat Tinggalkan Tanda Tanya

Jejak Digital Marcella: Polisi Jelaskan Soal HP dan Laptop Guru Muda Serawai yang Wafat. (Foto: IST.)

KalbarOke.Com – Penyebab kematian Marcella Tiara Permata Hati (24), guru muda asal Surabaya yang mengajar di SMPK Bukit Raya Misi Serawai masih meninggalkan tanda tanya. Kejanggalan paling mencolok mencuat dari kondisi dua ponsel dan laptop yang ditinggalkan korban di kamar asramanya sebelum menghilang pada Rabu (17/12/2025).

Kapolsek Serawai, AKP Bambang Hermanto, mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa jejak komunikasi digital dari perangkat elektronik milik mendiang tidak dapat dilacak.

“HP itu udah blank, udah memang sama dia udah nggak ada isinya. HP-nya udah nggak ada isinya, laptopnya segala macam udah emang udah nggak (ada isinya),” ujar Kapolsek saat memberikan penjelasan, Minggu (21/12/2025).

Kondisi perangkat yang seolah “dibersihkan” atau dikosongkan ini memicu spekulasi di tengah masyarakat, mengingat korban sebelumnya masih beraktivitas mengajar hingga pukul 09.00 WIB sebelum berpamitan pulang ke asrama.

Pihak kepolisian juga mengungkap sisi lain dari kondisi kesehatan Marcella. Menurut penuturan Kapolsek, guru muda tersebut diketahui memiliki riwayat penyakit ayan (epilepsi). Penyakit ini diduga kerap kambuh jika korban sedang mengalami tekanan pikiran atau beban psikologis.

Baca :  Misteri Kematian Guru Muda di Serawai: Kejanggal di Ponsel Hingga Jasad Ditemukan Jauh dari Lokasi Hilang

“Ibu Tiara itu ada riwayat penyakit ayan, jadi dia kalau kadang terlalu mikir banyak, kadang-kadang kambuh sendiri. Kalau ada permasalahan apa gitu, kadang-kadang dia ke tepi air,” jelas AKP Bambang.

Dugaan kuat mengarah pada kemungkinan korban terpeleset ke sungai saat penyakitnya kambuh. Mengingat saat kejadian kondisi air Sungai Melawi sedang pasang (besar), jasad korban terseret arus hingga ditemukan cukup jauh di wilayah hukum Polsek Menukung.

Meski awalnya orang tua korban yang datang dari Surabaya sempat menaruh kecurigaan, mereka akhirnya menyatakan ikhlas setelah melihat lokasi kejadian dan adanya rasa kekeluargaan yang kuat dari pihak yayasan sekolah.

Namun, satu hal yang menarik perhatian adalah adanya penolakan visum. Pihak Yayasan dan keluarga sepakat untuk tidak melakukan otopsi maupun visum terhadap jenazah Marcella.

“Yang jelas yayasan dan keluarga lah tidak ingin divisum. Dia ada kita bikinkan surat penolakan visum juga,” tegas Kapolsek.

Baca :  SILPA APBD Kalbar 2025 Diprediksi Capai Rp 300 Miliar, Apa Kata DPRD?

Hingga saat ini, pihak yayasan sekolah sendiri enggan memberikan pernyataan resmi kepada media. Menurut Kapolsek, pihak yayasan menganggap masalah ini sudah selesai karena jenazah sudah dikebumikan pada Jumat (19/12) dan keluarga sudah menerima dengan ikhlas.


Ringkasan Berita

• Jejak Digital Misterius: HP dan laptop yang ditinggalkan Marcella ditemukan dalam kondisi “kosong” atau blank, sehingga komunikasi terakhir sulit dilacak.

• Kronologi Hilang: Korban masih mengajar hingga pukul 09.00 WIB pada 16 Desember sebelum pamit pulang ke asrama dan hilang tanpa jejak.

• Faktor Kesehatan: Polisi menyebut ada riwayat penyakit ayan yang diduga kambuh saat korban berada di tepi sungai yang sedang pasang.

• Penolakan Visum: Pihak yayasan dan keluarga secara resmi menolak dilakukan visum dan telah menandatangani surat penolakan.

• Sikap Yayasan: Pihak yayasan sekolah menyatakan kasus ini sudah clear (selesai) dan enggan dikonfirmasi lebih lanjut oleh media.