Upaya Visum Ditolak! Polisi Ungkap Penyakit yang Diduga Sebabkan Guru Muda Serawai Marcella Tiara Wafat

Jenazah mendiang Marcella Tiara selesai dikebumikan. | Upaya Visum Ditolak! Polisi Ungkap Penyakit yang Diduga Sebabkan Guru Muda Serawai Marcella Tiara Wafat. (Foto: Fb/IrwanNes)

KalbarOke.Com – Tabir gelap yang menyelimuti kematian Marcella Tiara Permata Hati (24), guru misi di SMPK Bukit Raya Nanga Serawai, mulai menemui titik terang. Kapolsek Serawai, AKP Bambang Hermanto, mengungkapkan bahwa berdasarkan penelusuran, almarhumah diketahui memiliki riwayat penyakit ayan (epilepsi).

Penyakit tersebut diduga kambuh saat korban berada di tepi sungai. Sebelum dinyatakan hilang pada Rabu (17/12), Marcella sempat pamit pulang ke asrama setelah mengajar pukul 09.00 WIB. Kondisi Sungai Melawi saat itu diketahui sedang pasang besar.

“Ibu Tiara itu ada riwayat penyakit ayan, jadi dia kalau kadang terlalu mikir banyak, kadang-kadang kambuh sendiri. Takutnya dia ada main-main ke (sungai) situ,” ujar AKP Bambang Hermanto, Minggu (21/12/2025).

Meski sempat memicu kehebohan dan kecurigaan warga, kasus ini dinyatakan selesai secara kekeluargaan. Kapolsek membenarkan adanya upaya untuk melakukan visum guna memastikan penyebab kematian, namun langkah tersebut ditolak oleh pihak yayasan dan keluarga korban.

Orang tua korban yang datang langsung dari Surabaya, Jawa Timur, awalnya merasa curiga. Namun, setelah melihat kondisi lapangan dan mendapatkan penjelasan serta perlakuan kekeluargaan yang baik dari pihak yayasan, mereka akhirnya menerima kejadian tersebut sebagai musibah.

Baca :  Misteri Kematian Guru Muda di Serawai: Kejanggal di Ponsel Hingga Jasad Ditemukan Jauh dari Lokasi Hilang

“Yayasan dan keluarga tidak mau divisum, kita sudah bikinkan surat penolakan visum juga. Keluarga sudah menerima ikhlas dan jenazah sudah dikebumikan,” jelas Kapolsek.

Ketika pihak Tim Redaksi ini bertanya mengenai kontak pihak Yayasan atau sekolah yang dapat dikonfirmasi, Kapolsek pun menjawab: “Orang yayasan nggak ada yang mau mas, dia bilang sama saya, ‘udah pak, ini semua udah clear dan udah dikebumikan, keluarganya udah nerima’ jadi udahlah cukup segitu aja,” kata Kapolsek via telpon.

Sebelumnya, penemuan jasad Marcella yang berjarak cukup jauh dari lokasi awal hilangnya korban sempat memicu spekulasi liar di media sosial. Warga meragukan teori terpeleset karena posisi penemuan jasad yang dianggap tidak lazim.

Namun, kepolisian menegaskan kondisi air pasang sungai saat kejadian sangat memungkinkan jasad terbawa hingga ke wilayah hilir.

Menutup keterangannya, Kapolsek Serawai mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati saat beraktivitas di tepian sungai, mengingat curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini.

“Harap berhati-hati, cuaca tidak menentu. Di Serawai ini daerahnya tepi sungai, takut kepleset atau apa. Terutama jika kondisi air sedang naik di hulu,” pungkasnya.

Baca :  Jejak Digital Marcella: Polisi Jelaskan Soal HP dan Laptop Guru Muda Serawai Wafat Tinggalkan Tanda Tanya

Marcella Tiara, guru muda asal Surabaya yang baru mengajar kurang dari satu tahun di Serawai, kini telah beristirahat dengan tenang. Meski menyisakan kesedihan bagi murid dan rekan sejawat, pihak berwenang memastikan penanganan kasus dilakukan sesuai prosedur dan keinginan keluarga.

Hingga berita ini dipublis pihak tim redaksi masih berupaya mengkonfirmasi pihak sekolah atau yayasan yang menaungi sekolah. Pihak redaksi memberi ruang dan kesempatan bagi pihak-pihak yang merasa berkepentingan untuk mengonfirmasi atau klarfikasi pemberitaan.


Ringkasan Berita

• Kapolsek Serawai menyebut penyebab kematian Marcella Tiara diduga akibat penyakit ayan yang kambuh saat korban berada di tepi sungai yang sedang pasang.

• Pihak yayasan sekolah dan keluarga korban secara resmi menolak dilakukan visum/otopsi dan telah menandatangani surat pernyataan penolakan.

• Orang tua korban asal Surabaya telah mengikhlaskan kematian putrinya setelah melihat transparansi dan sikap kekeluargaan pihak yayasan.

• Barang elektronik korban (HP dan Laptop) ditemukan dalam kondisi kosong (blank), sehingga jejak digital tidak bisa dilacak oleh polisi.

• Pihak yayasan memilih tidak memberikan klarifikasi tambahan kepada media karena menganggap kasus sudah selesai pasca-pemakaman.