PONTIANAK, KBOke- Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menjalin kerja sama dengan Shanghai Electric Group Co Ltd dan Zhong Sheng Hua Tai International Energy Co Ltd untuk pengelolaan sampah menjadi energi listrik. Kerja sama tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mewakili Pemkot Pontianak dan Zhi Qiang Gu dari Shanghai Electric yang berkedudukan di Tiongkok di Hotel Grand Kartika, Selasa (27/9/2016).
Dalam nota kesepahaman disebutkan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) yang terletak di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batulayang. “Ke depan, setelah penandatanganan MoU ini, kita akan melakukan pembicaraan lebih detail dan pekerjaan lebih detail berupa feasibility study (FS) serta kelayakan untuk program pembangunan PLTS tersebut,” ujar Edi.
Kerja sama ini, lanjutnya, berawal dari kajian-kajian teknis maupun non teknis yang dilakukan beberapa waktu silam. Inti dari kesepakatan ini, diharapkan pengelolaan sampah di Kota Pontianak akan semakin baik. Bila hal ini terwujud, ia optimis persoalan sampah bisa tuntas dan Pontianak akan mendapat suplai daya listrik sekitar 8 sampai 10 Megawatt (Mw). “Selain Pontianak bersih, kita juga akan mendapatkan daya listrik sekitar 8 – 10 Mw,” ungkapnya.
Meskipun ketersediaan daya listrik tersebut belum bisa mengcover kebutuhan masyarakat Kota Pontianak, dirinya menilai daya listrik ini paling tidak sebagai sumbangsih untuk pasokan daya listrik bagi masyarakat. Edi berharap, melalui kerja sama ini, Kota Pontianak lebih bersih dalam pengelolaan sampah. Apalagi, dengan kondisi topografi di TPA Batulayang di mana sulit bila menerapkan sanitary landfill karena lahan gambut. “Dengan sampah diolah menjadi energi listrik, ini akan lebih efektif dan bermanfaat,” ucap Edi.
Tidak hanya itu, bila proyek kerja sama ini berhasil, TPA akan menjadi salah satu destinasi unggulan karena dikelola menjadi PLTS sebagai pusat edukasi yang ramah lingkungan. Untuk jenis sampah, Edi menyebut, sampah yang diolah untuk menjadi sumber energi listrik berasal dari berbagai jenis sampah secara keseluruhan. Meskipun untuk menghasilkan sumber daya listrik sebesar itu, kapasitas sampah yang dibutuhkan sebanyak 1.000 ton, sementara rata-rata produksi sampah di Kota Pontianak sekitar 350 ton per hari, pihaknya optimis hal itu bisa diupayakan. “Kekurangan-kekurangan sampah ini akan ditambah dari sampah hasil olahan sawit dan lainnya,” sebutnya.
Presiden Shanghai Electric, Zhi Qiang Gu, menyatakan, proyek ini akan ditangani Shanghai Electric secara keseluruhan, mulai dari desain, hingga pelaksanaan di lapangan. Perusahaan yang dipimpinnya ini merupakan perusahaan di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang membantu mencarikan solusi bagaimana pengelolaan sampah menjadi energi. “Proyek ini merupakan investasi bersama antara Pemkot dengan perusahaan sehingga dalam pengelolaannya dilakukan secara bersama-sama, demikian pula pembagian keuntungannya,” jelasnya dalam bahasa Mandarin melalui penerjemahnya.
Diakui Zhi, sebelumnya pihaknya melalui perwakilan perusahaan yang berkedudukan di Indonesia, telah melakukan survey di Pontianak dalam jangka waktu yang sudah lama. Hasil survey menyatakan bahwa Kota Pontianak layak untuk dibangun PLTS. (rzk/*)
Artikel ini telah dibaca 2363 kali