Perkuat Ketahanan Pangan Lewat Pelatihan Bioflok di 100 Koperasi Desa Merah Putih

Ilustrasi KKP menggelar pelatihan budi daya lele dan nila bioflok di 100 titik KDMP untuk memperkuat ketahanan pangan desa. Foto: tangkapan layar YouTube AGROPEDIA

KalbarOke.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong penguatan ketahanan pangan nasional melalui program pelatihan budi daya ikan berbasis teknologi bioflok. Program ini merupakan sinergi antara Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) dan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), yang digelar secara serentak di 100 titik Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) pada 29 November–12 Desember 2025, dengan target 300 peserta.

BPPSDM KP melalui Pusat Pelatihan KP memastikan pelatihan ini mampu meningkatkan kompetensi SDM KDMP agar unit bantuan bioflok dapat dikelola secara produktif, efisien, dan berkelanjutan. Kepala BPPSDM KP, I Nyoman Radiarta, menjelaskan bahwa pelatihan menyasar koperasi di Jawa Timur, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, dan Jawa Barat.

“Dari KDMP-KDMP yang menerima unit bantuan bioflok tersebut, kita ingin meningkatkan kapasitas mereka. Karena itu, peserta merupakan perwakilan koperasi yang ditunjuk untuk mengikuti pelatihan secara langsung,” ujar Nyoman dalam siaran resmi, Minggu (30/11).

Ia juga menegaskan bahwa perluasan pelatihan ke kawasan non-pesisir bertujuan mengoptimalkan potensi budi daya air tawar, terutama komoditas lele dan nila bioflok.

Baca :  Polda Metro Jaya Bentuk Polisi Siswa Cegah Tawuran dan Perundungan di Sekolah

Model ToT untuk Perkuat Kapasitas Koperasi

Pelatihan ini menggunakan pendekatan Training of Trainers (ToT) sehingga peserta dapat menjadi penggerak utama dalam koperasi masing-masing. Dengan model ini, diharapkan pembangunan unit bioflok di desa dapat berjalan lebih cepat dan tepat sasaran.

Selaras dengan hal tersebut, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb. Haeru Rahayu, menekankan pentingnya akuntabilitas.

“APBN adalah uang titipan rakyat. Kita harus memastikan anggaran itu dipakai dengan baik dan tidak mangkrak. DJPB menyiapkan sisi teknisnya, BPPSDM KP menyiapkan SDM-nya agar semuanya selaras,” tegasnya.

Dalam kolaborasi ini, DJPB menyediakan teknologi, fasilitas, dan unit bioflok, sementara BPPSDM KP fokus pada penguatan SDM dan pendampingan berkelanjutan.

Materi Lengkap Mulai Desain Kolam hingga Pemasaran

Pelatihan di 100 titik ini diperkuat oleh penyuluh KP dan pendamping lokal. Sementara itu, perwakilan koperasi sebelumnya telah mengikuti pelatihan intensif di BPPP Banyuwangi, yang juga menjadi pusat instruktur lapangan.

Baca :  Waspada 'Januari Sindrom'! PKK Kalbar Beri Edukasi Kelola Keuangan Usai Natal dan Tahun Baru

Materi yang diberikan antara lain: Desain dan konstruksi kolam bioflok, Persiapan media air, Manajemen pakan, Pengendalian penyakit ikan, Teknik panen & pascapanen, Analisis usaha, serta Strategi pemasaran hasil budi daya.

Pembelajaran dilakukan melalui ceramah interaktif, demonstrasi, dan praktik langsung. Dukungan program juga diperkuat oleh bantuan Mesin Pakan dari DJPB dan kendaraan roda tiga Viar dari BSI Banyuwangi melalui CSR.

Dorong Ekonomi Desa dan Kemandirian Pangan

KKP berharap pelatihan ini mampu melahirkan unit budi daya bioflok yang mandiri, produktif, dan membuka peluang kerja baru. Selain itu, produksi lele dan nila dari KDMP diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ikan konsumsi masyarakat dengan harga terjangkau.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menegaskan bahwa peningkatan kualitas SDM menjadi pilar utama ekonomi biru.

Program pelatihan bioflok dinilai sebagai motor penggerak lahirnya usaha baru di desa, sehingga manfaat pembangunan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. (*/)